Mesin cetak huruf Braille yang digunakan di Percetakan Yayasan Wyataguna didatangkan ke Indonesia pada 1952, sumbangan dari Helen Keller International. Mesin ini hanya enam unit di seluruh dunia karena dibuat untuk sosial bukan dikomersilkan.
"Kata penyumbangnya, mesin yang di Wyataguna ini satu-satunya yang masih ada. Yang lima itu (lima mesin cetak Braille lainnya), gak tau bangkainya di mana gitu," ujar Sofyan.
Disinggung soal perawatan mesin mengingat usianya sudah tua, menurut Sofyan, cukup mudah. Yang penting jangan lupa memberikan pelumas atau oli saat terdengar suara aneh dari meesin. "Untuk perawatan ya, asal jangan lupa kasih oli aja. Kalo udah kedengaran suara-suara aneh, banjur (siram) ku (dengan) oli," tuturnya.
Kapasitas produksi, mesin cetak yang ada mampu menghasilkan 800 lembar cetakan berhuruf Braille per jam. "Namun untuk Alquran, paling bisa itu tiga set Alquran Braille. Artinya, 100 Alquran Braille per bulan, kurang lebihnya seperti itu," ucap Sofyan.
Editor : Agus Warsudi
alquran Alquran Braille baca alquran Membaca Alquran tunanetra Yayasan Wyataguna Bandung kota bandung bulan ramadan bulan suci ramadan
Artikel Terkait