Grady Judd menyatakan, pelaku Bryan Riley tidak memiliki hubungan apa pun dengan para korban. Bryan Riley adalah veteran perang AS di Irak dan Afghanistan. Dia pernah bekerja sebagai pengawal dan penjaga keamanan.
"Kekasih pelaku yang mendampinginya selama empat tahun mengatakan kepada penyelidik bahwa, Riley menderita gangguan stres pascatrauma dan kadang-kadang depresi," ujar Grady Judd.
Sekitar seminggu lalu, tutur Grady, kesehatan mental pelaku memburuk dan dia memberi tahu sang pacar bahwa Riley mulai “berbicara dengan Tuhan”.
“Pada satu titik, dia (Riley) berkata kepada detektif kami, ‘Mereka (para korban) memohon untuk dibiarkan hidup, tapi saya tetap membunuh mereka’,” tutur Grady Judd.
Kepada petugas, kata Grady, pelaku Bryan Riley mengaku, kecanduan metamfetamin atau sabu. Pelaku pertama kali muncul secara acak di rumah tempat penembakan terjadi pada Sabtu (4/9/2021) malam.
Editor : Agus Warsudi
kasus penembakan korban penembakan aksi penembakan Pelaku penembakan penembakan pelaku penembakan di as penembakan anak marinir mantan marinir marinir as
Artikel Terkait