Abah Jaenudin mengaku sudah lima tahun tinggal di gubuk itu. Dia memilih tinggal di gubuk tersebut karena alasan punya garapan di lahan milik orang lain.
"Dulu Abah tinggal di daerah Ciwaru, namun Abah lebih nyaman tinggal di perkebunan ini," ujar dia, Rabu (11/5/2022).
Abah tidak meminta rumah baik itu ke saudara atau pun anak karena dia hanya memiliki satu saudara, itu pun sudah pikun. Abah tinggal di perkebunan selain menggarap lahan juga mempunyai pekerjaan sampingan sebagai kuli dengan upah Rp50.000.
Pasutri ini pun berharap bisa menempati rumah yang layak sebagaimana mestinya di permukiman warga yang ramai dan betetangga.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait