BANDUNG, iNews.id - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengantisipasi gelombang kedua wabah virus corona atau Covid-19. Sejumlah sektor kegiatan masyarakat pun dibuka secara bertahap.
"Khusus sektor pariwisata kami merekomendasikan kepada kepala daerah untuk membuka destinasi wisata outdoor (luar ruangan) dan siang hari. Jadi, hiburan malam dan yang sifatnya pariwisata malam hari, kami tidak rekomendasikan dulu, walau diskresi tetap ada di (pemerintah) kabupaten/kota," kata Ridwan Kamil di Gedung Negara Pakuan Bandung, Jumat (12/6/2020).
Sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara proporsional diterapkan di Jabar, menurut dia, sejumlah sektor dibuka secara bertahap sebagai antisipasi munculnya gelombang kedua Covid-19.
Sektor yang pertama dibuka kegiatan di tempat ibadah. Setelah itu kegiatan yang memiliki dampak besar terhadap perekonomian, tetapi berisiko kecil terhadap penularan Covid-19, seperti industri dan perkantoran. Kemudian sektor perdagangan, pariwisata, dan pendidikan.
Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil itu, mengatakan rekomendasi tersebut merujuk pada gelombang dua serangan Covid-19 di Korea Selatan, penularannya terjadi di destinasi wisata malam hari.
"Pendidikan juga kami masih tahan. Kasus di Israel, di Prancis, di Korea Selatan, klaster pendidikan tinggi. Maka, pendidikan per hari ini belum kita buka dulu, sampai situasi aman," katanya.
Dia juga menyebut potensi penularan Covid-19 di pasar tradisional tergolong tinggi, apalagi pedagang di sejumlah pasar di Jabar terkonfirmasi positif Covid-19. Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jabar memfokuskan tes masif di 700 pasar di seluruh Jabar.
Dia mengatakan ketidakdisiplinan pedagang dan pembeli dalam jaga jarak, pemakaian masker, serta adanya kerumunan, memicu munculnya kasus positif di pasar tradisional.
"Kami meyakini banyak pembeli dan penjual tidak disiplin pakai masker, sehingga pembeli bisa tertular oleh penjual, penjual bisa tertular oleh pembeli," kata Kang Emil.
Sebanyak 627 Mobile COVID-19 Test dan Laboratorium Moblie Bio Safety Level 3 (BSL3) dari PT Bio Farma (Persero) disiapkan gugus tugas provinsi untuk mengambil sampel di pasar tradisional. Tes masif terdiri atas rapid test dan tes swab.
Pemeriksaan secara masif akan didahului dengan sosialisasi dan komunikasi yang memadai, dengan tujuan mengantisipasi penolakan tes masif, seperti di sejumlah daerah lainnya. Pemprov Jabar juga sudah berkoordinasi dengan Polri dan TNI agar tidak terjadi penolakan masyarakat karena kurangnya sosialisasi.
"Total 700 pasar yang akan kami lakukan pengetesan, sehingga tidak ada pedagang pasar yang terkena (Covid-19), dan mengakibatkan kerugian berupa penutupan pasar dalam waktu yang tidak ditentukan," katanya.
Berita Lain Bisa Dibaca di Sindonews.com : Ajukan New Normal, Bupati Majalengka Disarankan Kembali Terapkan PSBB
Editor : Faieq Hidayat
Artikel Terkait