Resesi ekonomi global dikhawatirkan memicu angka pengangguran di Kota Cimahi naik. (FOTO: ILUSTRASI/ISTIMEWA)
Adi Haryanto

CIMAHI, iNews.id - Ancaman resesi ekonomi global yang diprediksi terjadi pada 2023, dikhawatirkan akan memicu angka pengangguran di Kota Cimahi naik. Saat ini, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran di Kota Cimahi terbesar kedua di Jawa Barat setelah Kota Bogor. 

Tahun lalu jumlah pengangguran di Kota Cimahi mencapai 38.193 orang atau 13,03 persen dari total angkatan kerja. Sementara pada 2020 sebanyak 39.055 orang atau 13,30 persen akibat badai pandemi Covid-19.

"Kalau melihat angka pengangguran tahun ini turun dibanding tahun lalu sekitar 38.000 ribuan sekarang paling sekitar 30.000-an," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Cimahi Yanuar Taufik, Kamis (10/11/2022).

Yanuar Taufik menyatakan, jumlah penganggur tersebut merupakan angka angkatan kerja yang belum mendapatkan pekerjaan. Sementara di Cimi sendiri ada sekitar 270 ribu tenaga kerja yang terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.

Angkatan kerja adalah mereka yang ada pada usia produktif untuk bekerja di luar pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, pensiunan, hingga lansia. Sementara yang bukan angkatan kerja merupakan mereka yang dikecualikan dari klasifikasi angkatan kerja. "Jumlah angkatan kerja di Cimahi hampir 270.000. Nah yang masih menganggur sekitar 30.000-an," ujar Yanuar Taufik.

Disnaker Kota Cimahi, tutur Yanuar Taufik, khawatif angka pengangguran yang sudah turun, bisa kembali naik akibat resesi ekonomi global yang bisa saja berdampak kepada sektor industri di Kota Ciamahi

Tahun depan, tutur dia, diprediksi terjadi resesi ekonomi. Sementara, di Cimahi dominan industri tekstil dan garmen. Produk industri itu diekspor ke luar negeri sehingga kemungkinan menjadi sinyal buruk bagi ekspor ke Eropa dan Amerika Serikat

"Khawatirnya ada karyawan yang dirumahkan, karena kebanyakan industri tekstil ekspor ke Eropa, sementara di sana sedang resesi. Tapi semoga saja tidak terjadi atau dampaknya tidak terlalu parah," tutur dia.


Editor : Agus Warsudi

BERITA TERKAIT