Kang Opik mengungkapkan, dalam persiapannya, Saung Angklung Udjo diminta Kemendikbud Ristek untuk menyiapkan 20.000 lebih angklung yang akan dibagikan kepada peserta. Menurutnya, hal ini mampu menghidupkan lagi ekosistem di SAU.
"Sehingga para petani bambu hingga puluhan pengrajin angklung dapat menunjukkan eksistensinya kembali setelah serangan panjang Covid-19 yang mereka harus kehilangan mata pencahariannya," tuturnya.
Kang Opik juga mengatakan, Saung Angklung Udjo juga berperan sebagai tim pelatih yang melibatkan 100 orang guru musik, guru musik angklung, dan praktisi dari komunitas angklung lainnya. Proses latihan ini pun berjalan selama tiga bulan.
"Dengan adanya proses pelatihan selama 3 bulan ini jelas akan membangun kecintaan para peserta terhadap angklung dan memberdayakan para guru musik serta pelatih angklung agar semakin terlatih dan ter-upgrade. Untuk kemudian diharapkan mampu menjadi pelatih angklung dilingkungannya," tuturnya.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait