Rumah warga yang berdiri di atas rel kereta api jalur Bandung–Ciwidey di Kampung Ciluncat, Desa Ciluncat, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. (Foto: MPI/Agi Ilman)

BANDUNG, iNews.id - Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan mengaktifkan kembali (reaktivasi) jalur kereta api Bandung-Ciwidey yang telah lama tak berfungsi. Jalur kereta api tersebut kini telah menjadi permukiman warga, bahkan telah berdiri rumah.

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mengatakan, reaktivasi jalur kereta api tersebut untuk mendukung sektor pariwisata agar semakin berkembang.
 
"Ini (kereta api) pengangkutannya massal. Karena pengangkutannya massal mudah memobilisasi orangnya," ujarnya dalam keterangan yang diterima iNews.

Dedi mengatakan, salah satu program prioritas Pemprov Jabar yakni mendorong transportasi publik yang dapat menghadirkan kebermanfaatan bagi masyarakat.

"Elektrifikasi (KRL) menjadi target awal minimal kemacetan di Kota Bandung dan sekitarnya terselesaikan," kata KDM-sapaan akrabnya.

Beberapa jalur kereta api yang akan di-reaktivasi di antaranya, jalur KA Bandung-Ciwidey, Bandung-Pangandaran. Kemudian jalur KA dari Bogor-Sukabumi-Cianjur hingga Padalarang. Termasuk jalur KA di Garut.

"Reaktivasi yang paling dekat jalur kereta dari Bandung sampai Pangandaran. Itu baru sampai Banjar. Kami bikin itu prioritas pertama diselesaikan," ucapnya.

Sementara itu, Manajer Humas PT KAI Daop 2 Bandung Kuswardojo mengatakan, PT KAI menyambut positif rencana Pemprov Jabar mereaktivasi jalur kereta api yang telah lama mati.

"Dengan reaktivasi bisa memudahkan mobilitas masyarakat di lokasi di mana reaktivasi dilaksanakan dan sekaligus mengurangi kemacetan di jalan raya," kata Kuswardojo.

Kuswardojo mengatakan, reaktivasi jalur KA akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di sepanjang jalur.

"Tentu, reaktivasi jalur KA diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar dan daerah. Kita tahu, Jawa Barat merupakan daerah yang memiliki pemandangan alam indah sehingga (reaktivasi jalur KA) bisa dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata," ujarnya.

Diketahui, jalur KA Bandung-Ciwidey aktif digunakan sebagai angkutan penumpang dan hasil perkebunan teh selama masa penjajahan Belanda. Namun setelah era kolonialisme berakhir, jalur KA Bandung-Ciwidey tak dioperasikan lagi.

Jalur KA Bandung-Ciwidey pun terkubur oleh bangunan rumah penduduk dan tempat usaha. Yang masih tersisa yakni jembatan kereta di kawasan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung.

Untuk menghidupkan kembali jalur itu, membutuhkan biaya tak sedikit karena harus menggusur permukiman dan tempat usaha warga.

Kini, kawasan Ciwidey dan sekitarnya menjadi salah satu destinasi wisata favorit masyarakat. Bukan hanya warga Bandung, tetapi juga luar kota, bahkan mancanegara.

Kawah Putih, Situ Patenggang, Rancaupas, Greenhill Park Rancabali, pemandian air panas Ciwalini, dan lain-lain, merupakan objek-ojek wisata yang tersebar di kawasan ini.

Warga Dilanda Ketakutan Digusur

Meski proyek ini digadang-gadang akan mendongkrak sektor pariwisata dan perekonomian daerah, suara-suara kecemasan mulai muncul dari masyarakat yang akan terdampak langsung.

Salah satu daerah yang kini menjadi sorotan yakni Kampung Ciluncat, Desa Ciluncat, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung.

Ketua RT 07/RW 01, Dadan Rustandi (42) menyampaikan kekhawatiran warga yang telah tinggal selama bertahun-tahun. Bahkan warga telah membangun rumah secara permanen di atas jalur rel yang sudah lama tidak aktif.

“Sudah mulai resah semuanya. Apalagi ada kabar 5 tahun ke depan mau dijalankan lagi jalur KA Bandung–Ciwidey,” ujar Dadan, Senin (21/4/2025).

Selama lebih dari 18 tahun, warga di RT 07 telah membangun kehidupan di lokasi tersebut. Kini, mereka menghadapi kemungkinan besar tergusur.

Tidak hanya rumah tinggal, bahkan aktivitas sehari-hari warga telah menyatu dengan rel yang sudah berubah fungsi menjadi jalan dan area bangunan.

“Kalau di RT ini, hampir semua bangunan permanen. Bahkan ada yang masih ada rel dalam rumahnya,” kata Dadan.

Diperkirakan, lebih dari 200 jiwa akan terdampak langsung jika reaktivasi benar terjadi. Bahkan satu masjid yang menjadi pusat kegiatan warga juga terancam tergusur.

“Yang penting kami ada buat hunian lagi, tidak masalah mau kecil juga,” ujar Dadan.


Editor : Donald Karouw

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network