BANDUNG, iNews.id - Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) mendorong seluruh sektor layanan publik di Jabar menekan transaksi tunai dan mulai beralih menggunakan transaksi nontunai. Penerapan transaksi nontunai harus dilakukan karena praktik pungli masih marak.
Sekretaris Satgas Saber Pungli Irjen Pol Agung Makbul mengatakan, praktik pungli sangat rawan terjadi di fasilitas-fasilitas layanan publik. Karena itu, diperlukan sebuah sistem yang baik untuk menekan praktik haram tersebut.
"Sektor pelayanan publik (paling rawan pungli). Maka ini (pungli) titik rawannya di pelayanan publik. Itu siklus kehidupan ya dan ini adalah fakta maka negara harus hadir dan tidak bisa diam," kata Agung dalam kegiatan yang digelar Kantor Imigrasi Bandung di Jalan Suci, Kota Bandung, Jumat (5/3/2021) kemarin.
Dia mengemukakan, salah satu sistem penting untuk diterapkan saat ini, adalah transaksi non-tunai. Transaksi tunai yang masih banyak diterapkan kerap memicu praktik pungli karena banyak celah hukum yang dapat dimanfaatkan oknum tak bertanggung jawab.
"Salah satu cara menggunakan sistem e-money (non-tunai). Transaksi manual (tunai) itu kalau bisa sudah (tinggalkan). Itu salah satu (solusi) karena tidak ada celah hukum bertransaksi melalui e-money," ujarnya.
"Karena dengan e-money, otomatis orang pembayarannya bukan melalui person to person, tapi mesin yang berbicara," tutur Irjen Pol Agung.
Irjen Pol Agung mengatakan, dalam siklus kehidupan, praktik pungli, kerap terjadi dalam layanan publik, mulai dari penerbitan akta kelahiran, perizinan, hingga pekerjaan.
Praktik itu harus diberantas karena berpotensi merusak sendi-sendi kehidupan. "Jadi pelayan publik bukan hanya imigrasi saja, pelayan publik itu bisa dukcapil, kesehatan, bisa pemerintah daerah, imigrasi, dan sebagainya. Bila kita biarkan, sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara akan rusak," kata Sekretaris Saber Pungli.
Oleh karenanya, selain menerapkan sistem yang baik, seperti penerapan transaksi non-tunai, pengawasan pun perlu dilakukan. Agung mengakui, meski pengawasan terus dilakukan, praktik pungli memang masih kerap terjadi.
"Kita berbuat (melakukan penindakan) saja masih banyak, apalagi tidak berbuat. Jadi memang tidak mudah membalik tangan. Tapi, negara harus hadir dan berbuat untuk membuat pencegahan dan tidak akan lelah walaupun masih ada dan belum," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Imigrasi Bandung Arief Hazairin Satoto mengatakan, kantor Imigrasi Bandung saat ini sudah meninggalkan transaksi tunai dan beralih menerapkan transaksi non-tunai. "Kalau di imigrasi, kami tidak menerima uang tunai. Jadi bayarnya lewat ATM, kantor pos bisa, mandiri bisa, dan lain-lain," kata Arief.
Editor : Agus Warsudi
kasus pungli kasus pungli dan gratifikasi berantas pungli tim satgas saber pungli jabar pungli pelaku pungli pungli dan gratifikasi satgas saber pungli pungli viral
Artikel Terkait