Panen perdana jagung hibrida yang dilakukan petani milenial binaan Dinas TPH Provinsi Jabar. (Foto/Istimewa)

Sebelum membudidayakan jagung hibrida, lanjut Dadan, petani milenial menjalani proses seleksi secara luring dengan melibatkan kepala desa di Kecamatan Cikadu dan Dinas TPH Kabupaten Cianjur.

Menurut Dadan, ada 116 petani milenial yang mendaftar. Dari jumlah tersebut, hanya empat petani milenial yang memenuhi syarat, seperti syarat usia 19-39 tahun dan lolos BI Checking. 

"Pemilihan komoditas jagung disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Saat ini, Jabar saja membutuhkan 3 juta ton jagung setiap tahun. Namun, hanya bisa memenuhi sekitar 1,5 ton jagung. Dari situ, kami melihat potensi pasar jagung terbilang besar," ujarnya. 

"Untuk tahap selanjutnya, kami akan beralih ke komoditas tanaman hias dan ubi jalar. Ini disesuaikan dengan komoditas untuk program Petani Milenial Juara. Tentunya, pemilihan kedua komoditas tersebut disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan kami sudah memiliki offtaker untuk dua komoditas itu," tutur Dadan. 

Selain pembinaan dan pendampingan, petani milenial komoditas jagung mendapatkan banyak pengalaman dan pembelajaran dalam usaha tani. Mereka dilatih bagaimana membudidayakan jagung dengan benar dan merespons permasalahan yang ada selama proses budidaya. 


Editor : Agus Warsudi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network