Ilustrasi Bansos (Foto: Sindo) 

BANDUNG BARAT, iNews.id - Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di beberapa desa di Kabupaten Bandung Barat (KBB) diduga tidak sesuai aturan yang dikeluarkan Kementerian Sosial (Kemensos). Disinyalir ada kecurangan dan pengurangan kualitas barang agar agen atau suplayer mendapatkan keuntungan lebih besar.

"Nominal BPNT yang diterima setiap KPM adalah sebesar Rp200.000, namun karena ada dugaan kecurangan dari segelintir oknum agen, setelah dihitung nilai barang yang didapat masyarakat jadi kurang dari nominal itu," kata salah seorang tokoh masyarakat KBB, Abdul Azis, Selasa (16/3/2021).

Dia mencontohkan, dugaan kecurangan yang dilakukan segelintir agen penyalur kebutuhan pokok BPNT seperti ada yang sengaja mengurangi jumlah telor yang mestinya 15 butir jadi hanya  8 butir. Kemudian pengurangan takaran pada beras yang harusnya 10 kg jadi hanya 8 kg. 

Begitupun dengan lauk pauk, seperti ayam segar mestinya memiliki bobot 1 kg. Tapi ditemukan daging ayam yang bobotnya kurang dari itu. Padahal itu adalah jatah masyarakat yang sudah dipatok oleh Kementerian Sosial bahwa nilainya harus Rp200.000 yang dibelanjakan dalam bentuk barang. 

Namun yang disayangkan, lanjut dia, KPM kurang begitu peduli dengan kualitas dan kuantitas barang yang mereka terima. Padahal mereka itu beli bukan dapat bantuan. Artinya ketika nilainya tidak sesuai harus protes. Terkait dengan temuan tersebut di KBB, pihaknya akan mengadukan kasus tersebut ke Menteri Sosial

"BPNT ini bukan program Pemda KBB tapi program Kemensos. Jadi kami akan mengadukannya langsung ke Ibu Menteri," kata dia. 

Ketua Karang Taruna Desa Tagogapu, Padalarang, Willy Hardiansah mengakui jika ada laporan dari warga bahwa sejumlah komoditas BPNT yang tidak sesuai atau jumlahnya berkurang. Belum lagi adanya monopoli suplayer sehingga tidak ada pembanding, yang akhirnya mereka mencoba meraih keuntungan yang besar. Padahal sesuai aturan keuntungan dari agen dan suplier maksimal 15 persen tidak boleh lebih. 

"Di Desa Tagogapu ada sebanyak 500 KPM memang ada keluhan seperti kuantitasnya yang berkurang. Tapi kadang masyarakat ada yang mengambil di sore hari sehingga kadang ayamnya kondisinya sudah tidak segar," kata dia. 


Editor : Asep Supiandi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network