Pekerja sedang membersihkan cicak yang akan diekspor ke China sebagai bahan obat. (Foto: istimewa)

Orang Indonesia itu menyarankan agar Lentivanon menjalankan bisnis cicak karena mudah tapi banyak untungnya. Sejak saat itu Lentivanon menangkap sebanyak-banyaknya cicak dan bisnisnya berkembang pesat. 

Lantaran permintaan semakin tinggi, Lentivanon mulai kerepotan. Dia akhirnya membuka akun Facebook yang intinya bersedia membayar cicak dari siapa pun.

Lentivanon mematok harga siap membayar 300 baht per kilogram cicak atau sekitar Rp138.000 atau 300.000 baht (Rp138 juta) untuk 1 ton.

Iklan Lentivanon di Facebook itu disambut banyak netizen yang menjual banyak cicak kepadanya, baik dalam kondisi hidup maupun mati. Cicak hidup dan mati tentu dihargai berbeda, lebih mahal yang masih hidup.

Semua cicak itu lalu dikeringkan oleh Lentivanon. Dia juga mendapat kiriman alat pengering khusus dari rekannya. Setelah itu cicak-cicak yang sudah dikeringkan dijual ke penadah dan dikirim ke China untuk dijadikan obat.


Editor : Agus Warsudi

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network