Tim SAR gabungan saat mengevakuasi korban longsor di Cimanggung, Sumedang pada 2021 lalu. (Foto: Humas Basarnas Bandung)

BANDUNG, iNews.id - Polda Jabar menyiagakan personel dan peralatan untuk mengantisipasi bencana alam di Jawa Barat akibat cuaca ekstrem. Personel yang disiagakan itu dari tingkat polda, polres, hingga polsek.

"Sebelumnya, personel juga rutin melakukan kegiatan antisipasi dan deteksi dini penanggulangan bencana," kata Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana di Mako Satbrimob Polda Jabr, Jalan Sayang, Cikeruh, Kabupaten Sumedang, Selasa (11/10/2022).

"Beberapa sudah melaksanakan apel kesiapsiagaan, personel, peralatan. Kami juga sudah mapping bersama instansi, terkait lokasi-lokasi rawan banjir, longsor, dan lain-lain," ujar Irjen Pol Suntana.

Petugas di lapangan juga, tutur Kapolda Jabar, memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat yang masih tinggal di daerah rawan longsor dan banjir agar lebih waspada. Mereka diimbau mengevakuasi diri lebih dini agar tidak menjadi korban. 

"Polisi bersama TNI dan instansi terkait akan selalu ada di setiap kemungkinan terjadinya bencana alam di wilayah masing-masing. Kita berdoa mudah-mudahan bencana alam tidak terjadi di Jawa Barat," tutur Kapolda Jabar. 

Irjen Pol Suntana mengatakan, secara umum sudah ada data beberapa lokasi di setiap polres yang menjadi sorotan rawan bencana banjir dan longsor.

"Jadi kami tidak mau underestimate. Semua harus melakukan upaya pencegahan dan penangulangan jika terjadi bencana alam," ucap Irjen Pol Suntana.

Diberitakan sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Jabar menyebut terdapat lima daerah di Jawa Barat paling rawan bencana. Kelima daerah itu antara lain, Kabupaten Bandung, Bogor, Sukabumi, Tasikmalaya, dan Pangandaran.

Kelima daerah itu telah menetapkan status siaga 1 bencana sejak awal September 2022 untuk mengantisipasi kejadian tak diinginkan akibat cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor

"Untuk status siaga itu banyak di bagian barat, seperti Bogor, Sukabumi, Tasikmalaya, sampai Pangandaran, termasuk Bandung," kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Jabar Indra Gustari.

Kelima daerah yang telah menetapkan status siaga tersebut, ujar Indra Gustari, memiliki curah hujan yang tinggi dan berpotensi memicu bencana. Daerah siaga itu hampir sepanjang tahun curah hujannya tinggi. Bisa dipastikan tanah berat menahan air hujan dan jenuh sehingga tidak sanggup menampung. 

"Sepanjang 2022, curah hujan di lima daerah tinggi dan tidak ada musim kemarau. Karena itu, daerah ini kami sampaikan bisa lebih bahaya (potensi bencana alam)," ujar Indra Gustari. 

Sementara itu, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menginstruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar siaga 1 untuk mengantisipasi potensi bencana alam akibat cuaca ekstrem. Kesiapsiagaan BPBD dan perangkat terkait dalam penanggulangan kebencanaan sangat dibutuhkan.

"BPBD dan perangkat-perangkat yang terkait dengan kebencanaan sudah di-briefing untuk siaga 1 setiap hari," kata Ridwan Kamil di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (10/10/2022). 

Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu juga mengimbau masyarakat waspada menghadapi cuaca ekstrem menjelang akhir tahun ini. "Kami berharap tidak banyak kondisi kebencanaan dan korban yang terkait kebencaanaan, makanya tolong waspada," ujar Kang Emil. 

Kang Emil memprediksi potensi bencana banjir terjadi di wilayah Jabar tengah ke utara, sedangkan bencana longsor di wilayah Jabar tengah ke selatan.

"Kalau daerah Jabar tengah ke utara potensi banjir tinggi. Kalau dari daerah Jabar ke selatan potensi longsor yang tinggi kan kita pernah kejadian. Desa-desa di Jabar tengah ke selatan mengalami longsor dan menimbulkan korban jiwa," tuturnya. 


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network