GARUT, iNews.id - Garut menjadi kabupaten di Jawa Barat dengan tingkat kerawanan radikalisme cukup tinggi menyusul keterkaitan sejarah, wilayah ini pernah menjadi basis Negara Islam Indonesia (NII). Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pun memberikan perhatian agar radikalisme tidak berkembang di Garut.
BNPT bersama Forkopimda Garut, ulama, tokoh agama dan elemen masyarakat untuk bahu-membahu bekerja keras agar ideologi menyimpang tersebut tidak terus menyebar di tengah masyarakat.
Sekretaris Utama BNPT, Dedi Sambodo mengatakan, berbagai kegiatan terus dilakukan untuk menangkal radikalisme. Kabupaten Garut merupakan wilayah yang pertama dipilih di 2022 ini dari sekian banyak daerah yang tersebar di sejumlah provinsi rawan radikalisme.
"Tugas BPNT merupakan koordinator untuk mengajak secara bersama-sama menjaga NKRI terhadap konsensus nasional, yakni Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika. Kabupaten garut menjadi satu dari lima wilayah sinergistitas kita, yakni Jawa Barat, Jateng, Jatim, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah," kata Sambodo, Rabu (12/1/2022).
Dia tidak menampik jika pilihan programnya ke Garut karena potensi radikalismenya cukup tinggi. Selain pernah sebagai basis berkembangnya paham NII di masa lalu.
"Ideologi itu kan tidak pernah padam, Maka kita menjaga anak-anak kita, masyarakat tidak terpengaruh oleh ideologi di luar Pancasila," ujar dia.
Di bagian lain, Bupati Garut Rudy Gunawan, mengaku belum ada laporan dari ASN yang perpapar paham radikal. Akan tetapi jika ada laporan akan diteruskan ke Satgas untuk ditracing.
"Memang Garut memiliki historis radikalisme di rentang waktu tahun 1948-1963. Kalu ada ASB yang terpapar ya kita lakukan tracing," ujar Rudy.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait