Para pelaku usaha fesyen mengikuti seminar literasi digital di Soreang, Kabupaten Bandung. (FOTO: istimewa)

“Saya, kalau mau lihat model baju, mau buat rompi buat tim pemenangan, saya cukup klik di handphone. Oh, ini tokonya di Bandung, yang ini di Cimahi. Kalau kita tidak mau membuat akses seperti itu, pasti ketinggalan. Itu bukan hanya di dunia fesyen, tapi juga pertanian dan lainnya,” ujar Kang Ace.

Kang Ace menuturkan, kemajuan teknologi juga telah membuat setiap orang dapat terkoneksi dengan mudah, tidak hanya dalam satu negara, tetapi juga lintas negara. Itu yang harus dimanfaatkan para pelaku usaha untuk memasarkan produknya dengan lebih baik, cepat, dan luas.

“Orang Amerika kini bisa beli buah cecenet atau golden berry dari Ciwidey asalkan orang Ciwidey memasarkannya di media sosial,” ujar wakil rakyat asal dapil Kabupaten Bandung dan Bandung Barat itu.

Kebijakan digitalisasi dunia usaha, kata Kang Ace, pertama kali diinisiasi oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto melalui making Indonesia 4.0 ketika menjadi Menteri Perindustrian (Menperin). Kebijakan tersebut terus berlanjut sampai saat ini.

“Sekarang dilanjutkan Menteri Perindustrian Pak Agus Gumiwang Kartasasmita (AGK) yang juga dari Partai Golkar. Pak AGK ini menjadi tokoh digitalisasi industri di Indonesia,” ucap Kang Ace.


Editor : Agus Warsudi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network