SUBANG, iNews.id - Yudha Setia Permana, pemuda yang tinggal di Kampung Panaruban, Desa Cicadas, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang sukses membudidayakan tikus putih. Dari budi daya tikus putih itu, Yuda meraup cuan Rp8 juta-Rp10 juta per bulan.
Di tangan Yudha, hewan pengerat yang dibenci sebagian besar orang karena menjijikan itu justru menjadi pundi-pundi cuan. Di halaman rumah, Yudha membudi daya hewan pengerat jenis rat dan mencit.
Budidaya tikus putih ini cukup mudah. Pakan tikus putih cukup limbah sayuran atau sisa nasi. Tikus putih mudah berkembang biak. Pasar tikus putih ini cukup besar dan permintaannya pun tinggi.
Untuk proses kawin, dua tikus jantan digabungkan dalam satu kandang dengan 20 betina. Setelah tikus betina terlihat hamil, langsung dipisahkan hingga melahirkan. Dalam satu bulan siap dipanen.
"Perbedaan tikus rat dan mencit hanya dari ukurannya. Sedangkan cara beternak tetap sama," kata Yudha Setia Priatna, ditemui di peternakan tikus, Senin (25/7/2022).
Yudha menyatakan, pertama kali beternak hewan pengerat itu karena kesulitan mencari tikus putih untuk pakan ular miliknya. Akhirnya, Yudha mencoba membeli tikus lebih banyak untuk pakan ular itu. "Akhirnya, tikus putih berkembangbiak. Dari situlah saya lebih serius membudidayakan tikus putih," ujar Yudha.
Harga satu ekor tikus mencit, ujar Yudha, berkisar antara Rp3.500-Rp7.000 per ekor. Sedangkan tikus rat dijual dari Rp7.000-Rp9.000 per ekor. Selain para pencinta ular, tikus putih ini juga dipasarkan ke universitas-universitas untuk keperluan uji coba laboratorium.
Dari budidaya tikus putih ini, kata Yudha, maraup omzet mulai Rp8 juta hingga Rp10 juta per bulan. "Bahkan harganya lebih tinggi jika dijual ke universitas," tuturnya.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait