Akibatnya, tebing setinggi 20 meter dan lebar 40 meter ambruk. Longsor menghancurkan belasan rumah dan menewaskan 40 warga. Operasi pencarian dan evakuasi korban berlangsung selama 10 hari.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) memprediksi, bencana tanah longsor masih terus mengancam wilayah di Provinsi Jawa Barat hingga Mei 2021 mendatang.
Prediksi tersebut berdasarkan perkiraan musim hujan di Jabar yang bakal berakhir di bulan Mei 2021. Selama musim hujan berlangsung, warga Jabar diimbau untuk mewaspadai potensi bencana longsor.
Koordinator Mitigasi Gerakan Tanah PVMBG Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Agus Budianto mengungkapkan, bencana longsor berpotensi besar terjadi di wilayah dengan dengan kondisi topografi lahan yang miring.
"Peristiwa longsor ini berpotensi terjadi karena hujan diprediksi terus turun hingga Mei 2021," ujar Agus, Selasa (19/1/2021).
Sementara itu, Manajer Pusdalops dan Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, Budi Budiman Wahyu mengungkapkan bahwa bencana longsor menjadi bencana yang paling sering terjadi di Jabar selama 2020 lalu. "Ada 843 bencana longsor selama 2020," ujar Budi.
Editor : Agus Warsudi
ancaman longsor bencana longsor dampak longsor longsor Kabupaten Sumedang sumedang longsor sumedang relokasi lahan relokasi gubernur jawa barat ridwan kamil
Artikel Terkait