Stutterheim berpendapat serangan Sunda itu dilakukan dengan teknik senyap dan langsung menyasar pada jantung kota raja Majapahit. Mengingat tentara Sunda mendarat dengan tiba-tiba di Horren, yaitu wilayah utara Kadiri, yang letaknya tak terlalu jauh dari kota raja Majapahit. Suatu wilayah yang sekarang dikenal dengan nama Trowulan.
Pendapat tersebut memang bisa diterima logika, serangan Sunda bisa meluluhlantakkan wilayah Horren, karena Hayam Wuruk mempensiunkan Mahapatih Amangkubhumi Gajah Mada secara halus.
Hal ini membuat pasukan Bhayangkara yang berada di bawah kendali Gajah Mada mulai melemah. Majapahit dengan angkatan darah dan lautnya dibuat kerepotan saat menghadap serangan Kerajaan Sunda.
Tetapi serangan balasan Sunda ke Majapahit ini masih menjadi misteri. Para sejarawan menentang pendapat Stutterheim itu, mereka beranggapan Sunda tidak pernah menyerang Majapahit. Mengingat Perang Bubat dikisahkan pada Kidung Sundayana, Kidung Sunda, Serat Pararaton, Carita Parahyangan, Babad Dalem dan Hikayat Sang Bima yang meragukan adanya serangan tersebut.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait