Jumlah pasien suspek difteri yang dirawat di RSUD dr Slamet Garut tinggal 2 orang. (Foto: Fani Ferdiansyah)

Muhammad Willy Indrawilis menyatakan, tim medis RSUD dr Slamet Garut merawat dua pasien itu. Mereka baru menjalani tes swab. 

Sampel swab diperiksa di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kabupaten Garut. Perlu waktu satu minggu untuk mengetahui hasil swab itu menunjukan hasil positif atau negatif difteri.

"Berbeda dengan Covid-19 yang hasilnya bisa diketahui dalam waktu satu hari. Difteri memerlukan waktu lebih lama karena bakterinya mesti dibiakan terlebih dahulu di lab," ujar Muhammad Willy Indrawilis. 

Perawatan yang akan diberikan nanti, tutur dia, disesuaikan dengan kondisi pasien. Apabila positif, pasien akan diberi anti difteri serum (ATS). 

"Namun berdasarkan pengalaman, ada kemungkinan lain, meski pasien dinyatakan positif difteri, mereka tidak diberi ATS. Kondisi tersebut yang menentukan adalah dokter setelah melalui sejumlah pertimbangan," tutur dia. 

Pasien difteri yang dinyatakan sembuh, kata Muhammad Willy Indrawilis, terakhir tercatat tiga orang. Mereka merupakan pasien anak asal Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan. 


Editor : Agus Warsudi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network