"Masyarakat jangan permisif terhadap cara berpikir masyarakat yang seperti ini (radikal). Cara berpikir seperti ini (radikal) tentu tidak atau sangat jauh dari kepribadian kita sebagai masyarakat Indonesia karena (radikalisme) antikemanusiaan dan sangat biadab," tutur Kepala BNPT.
Paham radikal dan teror, kata Boy, juga tidak mencerminkan karakter masyarakat Indonesia yang memiliki semangat bertoleransi, persaudaraan, dan gotong royong.
"Ini (serangan bom bunuh diri di Polsek Astana Ayar) adalah bukti pengaruh virus ideologi terorisme yang terjadi di dalam sebagian kecil masyarakat kita. Berbahaya, mereka menghalalkan segala cara atau kekerasan dalam pencapaian tujuan," ucap Boy.
Diberitakan sebelumnya, Kepala BNPT Irjen Pol Boy Rafli Amar mengungkap alasan kantor polisi dan anggota Polri kerap jadi sasaran aksi teror. Menurut Boy Rafli Amar, itu terjadi karena kelompok teroris ingin membalas dendam.
Beberapa serangan teroris, kata Kepala BNPT, menyasar kantor kepolisian. Berangkat dari peristiwa ini, menjadi pembelajaran sangat penting bagi kepolisian itu untuk tetap waspada.
Editor : Agus Warsudi
bom bunuh diri bom bunuh diri di bandung korban bom bunuh diri ledakan bom bunuh diri pelaku bom bunuh diri serangan bom bunuh diri kota bandung bnpt kepala bnpt program deradikalisasi bnpt gagal
Artikel Terkait