BANDUNG, iNews.id - Organisasi Angkutan Darat (Organda) Jawa Barat mengaku kecewa terhadap kebijakan Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang tidak adil. Pasalnya terlalu mengutamakan ojek online.
Ketua Pertimbangan DPD Organda Jabar, Aldo Fantinus mengatakan sikap Ridwan Kamil kepada ojol dianggap sangat berseberangan dengan sikapnya terhadap anggota organda. Orang nomor satu di Jabar itu melibatkan ojol dalam penyaluran bantuan sosial (bansos) bagi warga terdampak Covid-19.
"Sopir-sopirnya hampir semua tidak bekerja. Pemerintah menjanjikan BLT (bantuan langsung tunai) untuk mereka, tapi sampai sekarang belum ada realisasi," kata Aldo di Bandung, Jawa Barat, Kamis (16/4/2020).
Aldo menyebut nasib sopir angkutan kota (angkot), taksi, bus antarkota, hingga bus antarprovinsi juga tak menentu. Kebijakan social distancing mengakibatkan pendapatan sopir angkot, taksi, travel, bus AKDP, AKAP, termasuk bus wisata turun hampir 100 persen.
Dia juga menambahkan saat ini mereka belum mendapat kepastian soal bantuan, khususnya dari Pemprov Jabar. Sedangkan Pemprov Jabar justru memberikan diskon harga bahan bakar 50 persen untuk pengemudi ojol.
”Ini sangat memalukan karena pemberi kebijakan tidak mengerti bahwa di transportasi itu tidak hanya ada ojol," kata dia.
Organda merasa pemerintah pusat dan daerah sekadar mengumbar janji manis di media massa. Namun, realisasinya tidak dirasakan para anggota organda.
Menurut Aldo bantuan untuk pekerja di sektor angkutan umum baru datang dari Ditlantas Polda Jabar. Sedangkan Dinas Perhubungan Jabar atau kabupaten/kota masih nihil.
Aldo berharap, pemerintah dan Pemprov Jabar bersikap adil dengan membuat program bantuan yang manfaatnya dapat dirasakan masyarakat terdampak secara menyeluruh. "Jangan hanya orang atau kelompok tertentu saja yang dibantu. Pekerja yang terdampak pandemi corona itu banyak," ucap dia.
Editor : Faieq Hidayat
Artikel Terkait