Bersama pasangannya, Usman Sayogi, dirinya mengaku telah berjuang maksimal selama masa kampanye. Sehingga wajar jika ada rasa optimistis bisa memenangkan kompetisi dengan pesaing dari pasangan lain.
Disinggung soal momen pencoblosan suara, Teh Nia yang didampingi putrinya mengaku sempat gugup karena kali ini dirinya dalam posisi sebagai kandidat. Bahkan jika dibandingkan ketika akan melahirkan, kegugupan kali ini melebihi prosesi persalinan.
"Sebagai perempuan, melahirkan memiliki risiko tinggi dan bertaruh nyawa. Tapi beban lebih tinggi ketika menjadi seorang pemimpin, karena yang dipertaruhkan adalah nyawa 3,7 juta masyarakat Kabupaten Bandung," imbuhnya seraya mengimbau masyarakat untuk menyalurkan hak pilihnya dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait