Nikuba diuji coba menghidupkan mesin genset. (FOTO: iNews/TOISKANDAR)

CIREBON, iNews.id - Nikuba, mesin pengubah air menjadi bahan bakar kendaraan, karya profesor kampung asal Cirebon, Aryanto Misel (68), dilirik produsen otomotif dunia, Ducati dan Ferrari. Aryanto Misel diundang ke Italia untuk mempresentasikan temuannya itu.

Alat pengubah air menjadi hidrogen Nikuba buatan Aryanto Misel sempat diuji coba di produsen mobil dan motor besar di Italia tersebut. Bahkan ada yang tertarik menjalin kerja sama dengan Aryanto Misel untuk mengembangkan Nikuba.

Aryanto, warga Desa, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon ini, mengklaim Nikuba memiliki daya ledak lebih tinggi dibanding bahan bakar minyak (BBM) pertalite dan pertamax. 

"Sejauh ini, Nikuba yang merupakan singkatan niku banyu (itu air) baru diproduksi terbatas dan digunakan di sejumlah kendaraan roda dua milik TNI," kata Aryanto Misel.

Aryanto Misel menunjukkan cara kerja Nikuba pada mesin diesel atau genset. Mesin yang biasanya menggunakan bahan bakar pertalite atau solar tersebut mampu bekerja baik saat memakai Nikuba. 

Aryanto Misel, penemu Nikuba. (FOTO: iNews/TOISKANDAR)

Dalam uji coba tersebut, Aryanto Misel mengklaim hanya menggunakan sedikit air cukup untuk menghidupkan mesin genset selama 8 jam. 

"Nikuba mengonversi air menjadi hidrogen dengan menggunakan senyawa khusus. Air minermal murni yang diolah Nikuba mampu menghasilkan hidrogen untuk pembakaran mesin kendaraan," ujar Aryanto.

Nikuba yang dikembangkan sejak beberapa tahun lalu, lebih efisien dibandingkan BBM. Bahkan hidrogen yang dihasilkan Nikuba memiliki daya ledak lebih tinggi dan mesin responsif.

Walaupun masih dipandang sebelah mata oleh sebagian kalangan, Aryanto menjamin karyanya itu tak memiliki kendala saat digunakan dalam jangka waktu lama.

"Sampai saat ini saya baru membuat Nikuba untuk Kodam (Kodam III Siliwangi). Ada 60 unit yang sudah digunakan. Sedangkan untuk suplemen agar mesin mobil lebih hemat sudah ratusan," tutur dia.

Diberitakan sebelumnya, Aryanto Misel merasa kecewa dan tidak dihargai. Dia mengaku hasil kunjungan ke Italia tidak sesuai harapan. Dalam kunjungan selama 17 hari di Italia, Aryanto Misel diminta membuka formula Nikuba tanpa kompensasi. Namun, Aryanto Misel keberatan dan menolak permintaan itu dengan alasan tidak membawa prototipe Nikuba.

"Kalau diminta membongkar formulanya harus ada kompensasi, karena selama saya riset Nikuba juga tidak tangan kosong, ada modal yang harus dikeluarkan," kata Aryanto Misel saat ditemui di kediamannya, Jumat (07/07/2023). Padahal, ujar Aryanto Misel, sebelum berangkat ke Italia untuk transfer teknologi Nikuba, sempat dijanjikan bakal diberi kompensasi sehingga diminta membuka formula senyawa kimia dalam Nikuba.

"Saya merasa kunjungan ke Italia kemarin tidak sesuai harapan. Bahkan, jika tahu bakal seperti ini, saya tidak usah berangkat," ujar dia.


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network