SUKABUMI, iNews.id - Ngeri, buaya meneror puluhan murid SDN Ciloma, Desa/Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi. Mereka harus berjuang keras dan menantang maut untuk menimba ilmu di sekolah melintasi Sungai Ciloma yang dihuni buaya buas.
Sungai Cikaso merupakan satu-satunya akses menuju sekolah mereka. Untuk melintasi sungai itu, mereka menumpang perahu kayu rapuh yang bisa saja pecah jika diterjang buaya.
Tak hanya jarak dan akses menuju sekolah yang menjadi hambatan, habibat buaya di Sungai Cikaso juga menjadi ancaman tersendiri bagi murid-murid SDN Ciloma yang setiap hari harus berangkat menyeberangi sungai tersebut.
Mengetahui kondisi tersebut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menginstruksikan Jabar Quick Response (JQR) mengirimkan bantuan berupa perahu dari bahan kayu kokoh digunakan untuk antar jemput murid SDN Ciloma.
"Kang Emil (Ridwan Kamil) berusaha sekuat tenaga mewujudkan semua harapan warga, khususnya kebutuhan primer atau dasar," kata Ketua Umum JQR Bambang Trenggono, Senin (24/1/2022).
JQR, prganisasi kemanusiaan bentukan Ridwan Kamil tersebut sebelumnya mendapatkan kabar bahwa SDN Ciloma ini jarang mendapatkan perhatian karena akses dan jaraknya yang sangat jauh.
"Kang Emil mengatakan, justru warga Jabar yang jauh jaraknya ini harus jadi prioritas, agar diperlakukan seadil adilnya," kata Bambang Trenggono.
Bambang berharap, kasus seperti ini dapat disikapi seadil adilnya, agar seluruh warga Jabar merasakan hasil dan kinerja pemerintahan.
"Biasanya orang orang yang mudah terjangkau saja yang merasakan dampak kerja pemerintahan. Ini juga bisa menerjemahkan sila ke 5 keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.
Sementara itu, Kordinator Operasional JQR Irvan Hilmy mengatakan, SDN Ciloma terletak di pinggir Sungai Cikaso ke arah muara laut kidul (selatan). Butuh 1 jam perjalanan menggunakan perahu mesin atau sampan dari Dermaga Cikaso menuju SDN Ciloma.
Sedangkan sekitar 70 siswa yang bersekolah di SDN Ciloma mayoritas menyebrang Sungai Cikaso pulang pergi dikarenakan letak sekolah SDN Ciloma bersebrangan dengan tempat tinggal mereka.
"Sekolah sendiri belum memiliki alat transportasi (perahu), sehingga murid harus menunggu perahu lain yang melintas dan memiliki tujuan yang sama, tidak jarang siswa pun sering kesiangan. Siswa yang berasal dari Desa Sumberjaya (sebrang sekolah) pun juga harus menyebrang menggunakan perahu warga," kata Irvan.
Irvan menyatakan, JQR segera merespons setelah menerima laporan dari masyarakat dengan melaksanakan proses survei untuk memastikan kebenaran informasi sekaligus menggali data kebutuhan di lokasi.
Berdasarkan hasil survei, kata Irvan, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil pun segera menginstruksikan JQR untuk memberikan bantuan perahu antar jemput untuk para murid SDN Ciloma.
Berkat kolaborasi antara JQR dan WeCare.id, murid dan guru SDN Ciloma tidak lama lagi akan memiliki perahu. Pasalnya, menurut Irvan, perahu bermesin tersebut kini sudah dalam pengerjaan akhir.
"Tim Jabar Quick Response telah mengunjungi tempat pembuatan perahu, kurang lebih hampir 80 persen rampung," ujarnya.
Masyarakat di sekitar SDN Ciloma mayoritas berprofesi petani dan penyadap gula merah. Di waktu tertentu, masyarakat memanfaatkan ikan, udang, hingga impun yang ditangkap di Sungai Cikaso untuk dikonsumsi dan sebagiannya dijual untuk kebutuhan sehari-hari.
Sementara itu, Kepala SDN Ciloma Usef Ruswanda sangat berterima kasih atas bantuan perahu tersebut. Menurut Usep, sekolah tempatnya mengabdi berdiri sejak 1984 silam dan menampung siswa dari Desa Sumberjaya Kecamatan Tegalbuleud dan Desa Cibitung.
Dengan segala keterbatasan, dirinya bersama tiga guru honorer tetap menjaga semangat siswa untuk mengajar. Sama halnya seperti muridnya, Usep dan guru lainnya juga harus menggunakan perahu dari rumah menuju sekolah tempatnya mengajar. "Sekitar 40 menit sampai sejam perjalanan, bolak balik setiap hari," kata Usef.
Editor : Agus Warsudi
buaya buaya besar buaya liar buaya sukabumi buaya sungai gubernur jawa barat ridwan kamil gubernur ridwan kamil ridwan kamil bantuan perahu perahu
Artikel Terkait