Karena itu, ujar Kang Ace, MDI ada dan penting bagi Golkar termasuk di Jawa Barat. “Kita tahu Jabar itu masyarakatnya sangat religius. Golkar Jabar selalu ditopang oleh para ulama termasuk ulama kharismatik, seperti Abah Anom serta ulama-ulama lain. Kehadiran MDI harus menjadi jembatan untuk memelihara itu,” ujar Kang Ace yang didampingi Wakil Ketua Bidang Penggalangan Khusus DPD Partai Golkar Jabar Deden Nasihin dan pengurus partai beringin Kabupaten Sukabumi.
Kang Ace mengungkapkan dakwah yang sesungguhnya adalah berpolitik di partai nasionalis seperti di Partai Golkar. “Kalau dakwah di partai Islam kan biasa, di dalamnya sudah banyak yang mengerti dan paham keislaman, tapi di partai nasionalis kehadiran para pendakwah, ulama, santri akan selalu dibutuhkan untuk membimbing umat,” tuturnya.
Politik Kemaslahatan
Kang Ace menjelaskan pentingnya politik demi menciptakan kemaslahatan bersama. Dia menyitir kaidah dalam Ushul Fiqih yang berbunyi ‘Tasharruful imam ‘alar ra’iyyah manuthun bil maslahah’ sebagai jalan politik yang selama ini dijadikan pedoman bagi Partai Golkar. Setiap tindakan pemimpin dalam hal ini politik terhadap rakyat harus didasarkan atas pertimbangan kemaslahatan.
“Karya dalam bahasa agama adalah amal sholeh agar bisa memberikan kemaslahatan bagi yang lain. Golkar ada pada posisi itu, substansinya sangat religius,” ucap Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI ini.
Di Jabar, ujar Kang Ace, Golkar tak bisa lepas dari aspirasi santri dan kiai pesantren. “Saya ingin melalui MDI ini kalangan santri bisa masuk politik. Kalau tidak oleh santri, nanti diisi oleh orang lain,” ujar Kang Ace.
Editor : Agus Warsudi
dpd golkar jabar DPD I Partai Golkar Jabar dpd partai golkar jabar ketua dpd golkar jabar Kabupaten Sukabumi ace hasan syadzily
Artikel Terkait