BANDUNG, iNews.id - Masyarakat miskin di Jawa Barat mulai Juli 2018 tidak akan menerima bantuan beras sejahtera (rastra). Sebagai gantinya, mereka akan menerima uang tunai senilai harga beras yang berlaku saat itu.
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher) mengatakan, ke depan rastra akan dibagikan dalam bentuk uang. Sehingga, Bulog tidak akan mempunyai jumlah beban serapan. Karena itu, mulai Juli 2018 nanti, Jawa Barat akan membagikan rastra dalam bentuk uang.
"Ketika dihadapkan pada regulasi tidak fleksibel akan sulit juga. Hampir dipastikan manakala harga di pasaran untuk harga gabah kering giling lebih tinggi dibanding dengan harga Bulog (HPP), pasti mayarakat menjualnya keluar kan," kata Aher seusai melepas empat truk pendistribusi program Bantuan Sosial Beras Sejahtera (Bansos Rastra) 2018 Tingkat Provinsi Jawa Barat di area Parkir Barat Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (22/1/2018).
Dia mengatakan, kalau hal ini terjadi dampaknya Bulog tidak punya persediaan beras, apalagi ketika ingin Rastra tidak ada persediaan beras.
Aher mengatakan, rastra atau pangan ini merupakan hak masyarakat. Karena itu, ada atau tidak ada gejolak harga beras, Bansos Rastra tersebut harus sampai ke tangan mayarakat.
"Apalagi sekarang ada sedikit gejolak pangan, saya kira ini akan membantu menyelesaikan segera. Karena bagi masyarakat tidak mampu akan langsung mendapatkan beras rastra secara gratis," kata Aher.
Salah seorang penerima Bansos Rastra, Juhi (73) mengaku bahagia dan berterima kasih atas bantuan rastra ini. Juhi mendapat beras rastra setiap tahun sebanyak 15 kg, namun kali ini turun menjadi 10 kg. "Ya, memang tidak mencukupi, tapi terima kasih atas bantuannya," kata Juhi.
Kepala Divre III Perum Bulog Jawa Barat M Sugit Tedjo Mulyono mengatakan, penurunan jumlah rastra yang diterima KPM tahun ini merupakan kebijakan pemerintah pusat. "Kalau untuk kebijakan (jumlah beras yang diterima KPM) ada di pemerintah pusat ya, karena kesepakatan," kata Sugit.
Dia berharap, rastra ini bisa segera tersalurkan sehingga bisa menstabilkan harga beras yang ada di pasaran. "Satu minggu saja, beras ini disalurkan saya yakin pasti turun karena kan jumlahnya 21.000. Ini bukan angka sedikit. Bahkan, kalau dibagi rata bisa akan lebih banyak lagi yang menerima," katanya.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait