"Binatang seperti kerbau adu juga bisa menang setelah dimandikan di daerah candi. Itu mitos di daerah sini," tutur Didin yang sudah tinggal di kawasan Bojongemas sejak 1969.
Didin mengatakan, penamaan Kampung Bojongemas memiliki cerita tersendiri. Menurut orang tua dulu, kawasan tersebut sebelumnya bernama Bojongloreng.
"Nah, ada pemancing yang mencari cacing, menemukan serpihan emas saat menggali tanah. Dari situ, muncul kesepakatan, nama Bojongloreng berubah menjadi Bojongemas. Bojong itu kan artinya kebun," terang Didin.
Saat ini, kondisi Candi Bojongemas semakin memprihatinkan. Salah satu peninggalan Kerajaan Sunda itu kini tak terurus. Tumpukan bebatuan yang semula rapi juga sudah tak tertata.
Tak ada petugas dan pagar pembatas di lokasi candi. Papan informasi Candi Bojongemas juga sudah berkarat. Tulisannya nyaris hilang dan tak terlihat.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait