Novi menunjukkan speaker aktif yang hendak dijualnya untuk membeli beras. Selama pandemi Covid-19, ekonomi rumah tangga Novi dan Ruslan benar-benar terpuruk sehingga terpaksa menjual peralatan rumah tangga. (Foto: iNews/Yuwono Wahyu)

BANDUNG BARAT, iNews.id - Akibat pandemi Covid-19 berkepanjang ditambah penerapan kebijakan PPKM darurat, satu keluarga di Cisarua, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, pontang-panting untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Untuk sekadar bertahan hidup, keluarga ini terpaksa menjual peralatan rumah tangga yang ditawarkan di media sosial.

Satu unggahan di media sosial, Novi menawarkan speaker aktif. "Assalamualaikum baraya, bilih aya nu peryogi speker aktipna abi nuju peryogi kanggo meser beas kanggo emam murangkalih (Assalamualaikum teman-teman, mungkin ada yang perlu speaker aktif, saya sedang butuh (uang) membeli beras untuk makan anak). (emoticon menangis)."

Pasangan suami istri, Novi Sovianti dan Ruslan Permana, warga RT 02/04, Kampung Panagelan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, terpaksa menjual rice cooker, panci, baju, dan peralatan elektronik lainnya. Mirisnya, barang-barang tersebut dijual di bawah standa kepada tukang rongsok.

Novi Sovianti mengatakan, kondisi ekonomi rumah tangganya terpuruk selama pandemi Covid-19, ditambah penerapan Pemberlakuan Pembantasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat yang disusul dengan PPKM Level. 

"Panci, helm, acuk-acuk abi anu rada sae (panci, helm, baju-baju saya yang agak bagus). Aya oge dijual ke tatangga, ka rerencangan (Ada juga yang dijual ke tetangga, ke teman)," kata Novi, Senin (26/7/2021). 

Kondisi ekonomi pasangan Novi dan Ruslan pun sempat bangkit sebelum penerapan PPKM darurat diterapkan. Ruslan berdagang stroberi di objek-objek wisata. Pendapatan yang dibawa pulang ke rumah cukup lumayan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. 

"(Selama pandemi) milarian padamelan seusah (mencari pekerjaan sulit). Teras icalan stroberi, alhamdulilah salami dua bulan pajeung (terus jualan stroberi, selama dua bulan laku). Tapi aya PPKM geuning tah tidinya seret pisan, teu gaduh nanaun (tapi ternyata ada PPKM, nah dari situ (pendapatan) susah sekali, gak punya apa-apa)," ujar Novi.

Selama PPKM, tutur Novi, selain semua objek wisata ditutup, pengiriman buah stroberi ke Lembang sering terhambatnya. Akibatnya, suaminya Ruslan tak bisa lagi berjualan. Kini novi dan keluarganya hanya mengharapkan bantuan dari pemerintah yang hingga kini belum pernah dia dapatkan.

"Selama pandemi Covid-19 sampai PPKM sekarang, keluarga kami belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Jangankan uang, beras pun belum pernah," ujar tuturnya. 


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network