Kami mengikhlaskan Eril pergi karena kami akhirnya menyadari bahwa Allah telah mencukupkan seluruh amal-amalnya untuk menutupi kemungkinan bertambah kekhilafannya. Mungkin akan berat, tapi kami sudah menyiapkan hati kalau kami tiak akan pernah melihat jasadnya untuk terakhir kali.
Eril lahir di New York yang jauh di seberang mengapa tidak jika dia wafat di Swiss yang jauhnya juga tidak berbilang. Bukankah tiap sejengkal tanah adalah milik Allah yang menentukan segala pergi dan pulang. Luncuran doa yang dipanjatkan dari berbagai penjuru negeri adalah limpahan pertanda yang lebih dari cukup bagi kami untuk yakin barangkali Allah menghendaki agar kepulangannya disambut baik oleh langit dan bumi.
Bagaimana mungin kami tidak dilimpahi rahmat dan kurnia saat jenazah yang terbaring ini berada di air berhari-hari masih utuh lagi sempurna. Itulah salah satu keyakinan kami, bukti adanya mukjizat yang akhirnya alhamdulillah kami diberi sempat untuk melihat kekuasaan Allah sang pemberi berkat. Pelajaran bagi kita yang beriman dan yang pandai membaca isyarat.
Editor : Agus Warsudi
Anak Ridwan kamil gubernur jawa barat ridwan kamil gubernur ridwan kamil putra ridwan kamil ridwan kamil Emmeril Kahn Mumtadz
Artikel Terkait