Diki menuturkan, alasan anggur dipilih untuk menghiasi gang dan lahan kosong di wilayah mereka, karena buah bernama latin Vitis Vinivera itu memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Minimal, warga di kampung tersebut bisa terbebas dari iuran sampah dan air.
Harapan besarnya, tutur Diki, bisa mendongkrak perekonomian warga. Selain itu, anggur memiliki nilai estetika tinggi. Anggur bisa ditanam di mana saja, termasuk di gang dan pekarangan rumah warga.
"Anggur ini kan bisa didesain, bisa diatur. Bisa di gang, pakarangan rumah yang sempit pun bisa. Kalau buah yang lain kan susah," tutur dia.
Saat ini, buah anggur banyak bergelantungan di Gang Neglasari. Total 52 jenis anggur ditanam di kampung tersebut. Dari mulai jupiter, ninel, gosbi, akademik, tamaki, sansakerta dan jenis lainnya. Buah anggur yang siap panen itu biasanya sudah ludes dibeli warga sekitar, dan pengunjung yang datang dan penasaran ingin melihat secara langsung Kampoeng Anggoer di permukiman padat penduduk.
Selain buahnya, warga juga menjual bibit anggur yang kini sudah tembus pasar di luar Pulau Jawa. Seperti Makasar dan Palu. Ada juga daunnya daunnya pun bisa diolah menjadi berbagai olahan seperti keripik.
"Buahnya, alhamdulillah ke tamu dan warga sekitar juga sudah habis. Tapi produksinya masih terbatas," ucap Diki Irawan.
Editor : Agus Warsudi
Anggur anggur merah anggur ruby roman bibit anggur buah anggur budi daya anggur budidaya buah anggur Cara Menanam Anggur kebun anggur tanaman anggur
Artikel Terkait