MAJALENGKA, iNews.id - Badan Penanggulangan Bencana Daeah (BPBD) Kabupaten Majalengka membutuhkan sarana dan prasarana pendukung yang baru. Hal itu seiring tingginya kasus bencana alam, seperti di awal tahun tercatat ada 51 peristiwa yang terjadi.
Sub Koordinator Kedaruratan BPBD Majalengka Rezza Permana mengatakan, hingga saat ini sarana dan prasarana yang dimiliki BPBD memang masih cukup. Namun, ada beberapa catatan terkait perlengkapan yang ada itu.
"Alhamdulillah cukup memadai, tapi memang kami membutuhkan update terbaru peralatannya. Karena peralatan yang tersedia relatif lama pemakaiannya. Dibutuhkan perbaikan atau penambahan, bahkan update peralatan-peralatan yang sudah ada," kata Reza, Minggu (5/2/2023).
Di sisi lain, dari 51 kasus bencana yang terjadi, kata dia, pihaknya masih mengandalkan bantuan dari BPBD provinsi. Pasalnya, untuk anggaran kabupaten, pihaknya belum mengajukan.
"Kalau bantuan, terus terang kami sangat bergantung dari bantuan BPBD Pemprov Jabar. Di anggaran kabupaten, kami belum mengajukan pengadaan. Karena ini tahun anggaran baru ya, tahun 2023," ujar dia.
"Kami belum mengadakan logistik peralatan maupun batuan kepada masyarakat. Jadi kami menggunakan stock yang lama. Termasuk yang disalurkan terhadap 51 kasus itu," kata Reza.
Sementara, selama Januari lalu, 51 kasus bencana terjadi di Majalengka. Sebagian besar bencana yakni tanah longsor. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam musibah longsor itu.
"Selama bulan Januari ini, mayoritasnya bencana hidrometeorologi, terutama longsor dengan jumlah kejadian mencapai 23 kasus. Sementara yang lainnya itu tersebar antara cuaca ekstrem dan sebagainya. Bahkan ada dua bencana lainnya yang mengakibatkan 1 orang meninggal, akibat tenggelam di bantaran sungai," kata Reza.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait