BANDUNG, iNews.id - Tan Deseng meninggalkan duka mendalam bagi rekan seniman seperjuangan. Dengan meninggalnya Tan, jumlah seniman yang menguasai Karawitan Sunda berkurang.
Selama ini, Tan Deseng dikenal sebagai musisi, seniman, dan budayawan bidang Karawitan Sunda. "Saya sebagai sahabat, sangat kehilangan atas meninggalnya beliau," kata Boy Worang, sahabat Tan Deseng kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Minggu (6/11/2022).
Menurut dia, Tan Deseng adalah seniman yang sangat menguasai seni Karawitan Sunda. "Dia tak hanya tahu, tapi bisa memainkannya (Karawitan Sunda). Makanya, dia (almarhum Tan Deseng) dapat gelar maestro dari pemerintah. Dia sangat menguasai," kata Boy Worang.
Boy Worang menyatakan, dengan meninggalnya Tan, jumlah seniman yang menguasai Karawitan Sunda berkurang. Apalagi saat ini seni musik tradisional Sunda itu semakin jarang disentuh oleh generasi saat ini.
"Selama ini, dia (Tan) fokus di Karawitan. Kalau saya di drama. Kami hanya beda jurusan. Tapi saya sangat tau kiprah dan kemampuan dia (Tan)," ujar Boy Worang.
Diketahui, Maestro Karawitan Sunda Tan Deseng meninggal dunia pada pada Minggu (6/11/2022) sekitar pukul 13.30 WIB di Rumah Sakit Rajawali, Kota Bandung. Tan meninggal pada usia 80 tahun karena sakit.
Saat ini, almarhum disemayamkan di rumah duka, Yayasan Dana Sosial Priangan (YDSP), Jalan Nana Rohana, Warung Muncang, Kota Bandung. Rencananya, almarhum akan disemayamkan di rumah duka hingga tiga hari ke depan.
Tan meninggal dunia meninggalkan tiga anak, dua perempuan dan satu laki laki. Selama ini, Tan hidup berpindah-pindah dari satu kontrakan ke kontrakan lain.
Tan Deseng yang memiliki darah China ini dikenal sebagai maestro Sunda bidang Karawitan. Dia dikenal sebagai musisi, seniman, dan budayawan. Gelar maestro diberikan kepada Tan Deseng oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 2015 silam.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait