Wina yang juga Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Suryakancana itu menyatakan, mamaos Cianjuran memiki karakter khas dan penuh pesan moral luar biasa dalam lirik-liriknya.
“Kami di Lokatmala kini sedang menggarap proyek agar beberapa syair tembang Cianjuran bisa dialihbahasakan ke berbagai bahasa di dunia,” kata Lokatmala Foundation.
"Harapan kami Mamaos Cianjuran bisa juga dinikmati masyarakat lain di seluruh dunia. Sebab itu pengalihbahasaan lirik-liriknya senantiasa menjadi perhatian kami,” ujar Wina Rezky Agustina.
Editor : Agus Warsudi
adat sunda Bahasa Sunda Bahasa Sunda lemes Bahasa Sunda halus budaya sunda Tembang Sunda Cianjuran gedung merdeka Lokatmala Foundation
Artikel Terkait