BANDUNG, iNews.id - Limbah masker yang dihasilkan masyarakat selama pandemi Covid-19 mengancam lingkungan. Karena itu, masyarakat didorong untuk mengelola dan mengolah limbah masker dengan melakukan daur ulang.
Kesimpulan itu terungkap dalam webinar “Yuk Kelola Sampah Maskermu” yang digelar Departemen Pendidikan dan Departemen Lingkungan Hidup DPP Pengajian Al-Hidayah bekerja sama dengan Bank Sampah De Bestari.
Acara dalam rangkaian kegiatan Milad ke-43 DPP Pengajian Al-Hidayah pada 5 Oktober 2022 itu, diikuti 200 pengurus DPP Pengajian Al-Hidayah seluruh Indonesia dan enam narasumber. Antara lain, Akbar Hanif Dawam dan Rossy Chaerun Nissa dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Kemudian, Koordinator Bidang Pengelolaan Sampah Kemenko Marves Rendra Kurnia Hasan SH MEnv, Upakara Bhuvana Nusantara Nuri Harmastuti, CEO Bank Sampah Bintang Bersinar NTB Syawaludin, dan Ketua Bank Sampah de Bestari Marnarita Yarsi.
Ketua Departemen Pendidikan DPP Pengajian Al-Hidayah Rita Fitria Ace Hasan sekaligus ketua panitia webinar mengatakan, selama pandemi Covid-19, masker menjadi kebutuhan pokok seluruh umat manusia untuk melindungi diri dari paparan virus Corona.
"Limbah masker ternyata mengancam lingkungan. Penggunaan masker secara masif telah mengakibatkan sampah masker di Indonesia menumpuk. Untuk itu diperlukan literasi dan edukasi terhadap pengelolaan sampah masker," kata Rita Fitria Ace Hasan.
"Webinar ini diharapkan menggugah kesadaran individu dan kolektif, keluarga besar Al-Hidayah khususnya untuk bertanggung jawab terhadap sampah-sampah yang kita hasilkan," ujar Rita Fitria Ace Hasan.
Ketua Umum DPP Pengajian Al-Hidayah Hetifah Sjaifudian mengatakan, peran perempuan sebagai garda terdepan dalam mengedukasi pengelolaan sampah, sangat penting. Jika dikalkulasi, satu keluarga memiliki empat anggota, dari 200 peserta yang hadir saat ini setidaknya ada 800 orang yang teredukasi untuk mengelola sampah.
"Fakta ini mendorong Bank Sampah De Bestari dan Upakara Bhuvana Nusantara melakukan inovasi dalam pengelolaan sampah masker. Upakara Bhuvana Nusantara, misalnya, berhasil mengolah sampah masker agar dijadikan pot tanaman," kata Ketum DPP Pengajian Al-Hidayah.
Hetifah Sjaifudian menyatakan, perempuan memiliki peran sentral dalam edukasi lingkungan. Jika ibu-ibu dan para perempuan bisa bergandengan tangan bukan tidak mungkin bisa dihasilkan berbagai inisiatif lingkungan berupa prakarya maupun program kreatif bank sampah.
Kader-kader Al-Hidayah di seluruh Indonesia, ujar Hetifah Sjaifudian, siap menerapkan konsep gaya hidup ekonomi sirkular yang dapat dimulai dari kelompok-kelompok majelis taklim.
Berdasarkan Low Carbon Development Indonesia, ujar Hetifah Sjaifudian, ekonomi sirkular merupakan model yang berupaya memperpanjang siklus hidup dari suatu produk, bahan baku, dan sumber daya agar dapat dipakai selama mungkin.
"Dalam hal ini mencakup pengurangan limbah dan polusi dengan proses recycling atau penggunaan kembali," ujar Hetifah Sjaifudin.
Akbar Hanif Dawam, peneliti BRIN mengatakan, BRIN telah melakukan proses recycling sampah masker dengan melakukan pemilahan dan pengolahan sebelum dientrusi menjadi biji plastik dan kemudian dilakukan produksi produk daur ulang.
CEO Bank Sampah Bintang Sejahtera Syawaluddin mengatakan, saat ini Bank Sampah Bintang Sejahtera memiliki potensi pendapatan hingga Rp960 juta per tahun dari pengelolaan sampah. "Namun, yang paling penting adalah kesadaran warga akan reduksi sampah meningkat," kata Syawaluddin.
Sementara itu, Ketua Bank Sampah De Bestari Marnarita Yarsi mengatakan, De Bestari melakukan inisiasi bank sampah ini sebagai bentuk bagian dari ekonomi sirkular untuk memanfaatkan kembali berbagai jenis sampah.
"Saat ini setidaknya sudah ada 21.536 relawan dari 10 provinsi dan nasabah yang aktif mengumpulkan sampahnya,” kata Ketua De Bestari Marnarita Yarsi.
Editor : Agus Warsudi