Wakil Ketua Komisi VIII DPR Tubagus Ace Hasan Syadzily jadi narasumber di acara Jamarah. (FOTO: ISTIMEWA)

BANDUNG, iNews.id - Indonesia merupakan pengirim jemaah haji terbesar di dunia dengan kuota sebesar 100.051 orang setiap tahun. Besarnya kuota haji tersebut harus diiringi dengan manfaat ekonomi bagi pelaku usaha Tanah Air.

Pernyataan itu disampaikan Ketua DPD Partai Golkar Jabar Tubagus Ace Hasan Syadzily di acara Jagong Masalah Umrah dan Haji (Jamarah) Provinsi Jawa Barat 2022 Angkatan II di Grand Sunshine, Kabupaten Bandung, Minggu (13/11/2022).

Selain Kang Ace, hadir pula dalam acara itu, Kepala Kemenag Kabupaten Bandung Abdulrohim dan puluhan peserta kepala kantor urusan agama (KUA) dan penyuluh se-Kabupaten Bandung.

Kementerian Agama (Kemenag), kata Kang Ace, sapaan akrab Tubagus Ace Hasan Syadzily, harus mendorong dan mendukung terciptanya ekosistem ekonomi haji dengan memanfaatkan produk-produk dalam negeri bagi jemaah haji Indonesia.

“Jadi jangan sampai, misalnya, sayur-sayuran dan ikan patin dari Thailand. Kemudian, beras dari Vietnam. Jadi ini (ekosistem ekonomi haji) harus ada komitmen politik untuk mendorong agar dana haji ini kembali ke kita (Indonesia) juga” kata Kang Ace.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR itu menyatakan, penentuan jumlah kuota haji tersebut, berdasarkan hasil keputusan KTT OKI pada 1987. Dalam KTT tersebut diputuskan kuota haji 1:1.000, yaitu, satu dari setiap seribu penduduk muslim suatu negara berhak mendapatkan kursi jemaah haji.

"Di urutan kedua setelah Indonesia adalah Pakistan 81.132 dan India 79.237 jemaah. Di tengah-tengah, antara lain, Mesir 35.375, Malaysia 14.306, Rusia 11.318, dan China 9.190. Terkecil Ukraina dengan kuota haji hanya 91 orang," kata Kang ace.

Partai Golkar melalui anggota DPR di Komisi VIII, tutur Kang Ace, mendorong dan mendukung Kemenag sebagai penyelenggara ibadah haji di Tanah Air terus memperbaiki pelayanan agar semakin baik dan berkualitas.

"Daftar tunggu jemaah haji reguler di Indonesia saat ini telah mencapai 5.073.767 orang. Jumlah itu belum termasuk dari waiting list jemaah haji khusus yang jumlahnya 97.701 orang," tuturnya.

Kemenag, kata Kang Ace, harus memberikan penjelasan kuota yang terpenuhi, dari 100.051 namun hanya 99.887 jemaah yang berangkat. Termasuk pelayanan di Masyair tidak seperti yang diharapkan. “Pelayanan di Masyair, walaupun terjadi peningkatan (layanan) namun tidak sebanding dengan biaya yang diberikan,” ucap Kang Ace.

Komisi VIII DPR, tutur Kang Ace akan terus mengawal agar pelayanan haji semakin baik. Seperti saat Jamarah, jemaah Indonesia rentan mengalami persoalan kesehatan dan meninggal.

Jamarah atau melempar jumrah  adalah salah satu rangkaian ibadah haji di Tanah Suci. Kegiatan ini dilakukan dengan melempar batu-batu kecil ke sebuah pilar elips pipih di Mina.

Berdasarkan catatan media, selama fase puncak haji, sejak 8 Zulhijjah 1443 H atau 7 Juli 2022, ada 14 jemaah haji asal Indonesia wafat, baik di Makkah, Arafah, maupun Mina.

Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) melaporkan hingga hari ke-38 operasional haji pada 2015, sebanyak 380 jemaah wafat. Sementara pada 2016, 149 jemaah wafat. Tiga tahun berikutnya, angka kematian mencapai 274 (2017), 154 (2018), dan 151 (2019).


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network