BANDUNG, iNews.id - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Barat Herawanto mengungkapkan potensi terjadinya stagflasi ekonomi mencermati kondisi global yang saat ini terjadi. Stagflasi ini dikhawatirkan akan berdampak pada terkoreksinya target pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada 2022.
Menurut Herawanto, stagflasi adalah kondisi di mana ekonomi mengalami pertumbuhan stagnan dan tekanan inflasi terus terjadi akibat pengaruh geopolitik global. Saat ini, stagflasi sudah mulai terjadi di beberapa negara dan dikhawatirkan akan berpengaruh pada Indonesia.
"Potensi ekonomi di Jawa Barat pada dasarnya cukup bagus. Tapi harus diantisipasi beberapa hal yang bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, di antaranya potensi terjadinya stagflasi," kata Herawanto pada acara Media Update Perkembangan Ekonomi Jawa Barat, akhir pekan ini.
Menurut dia, banyak faktor yang memungkinkan terjadinya stagflasi di Jawa Barat. Di antaranya adanya tekanan pangan suplly and demand pangan dunia. Stagflasi dipengaruhi geopolitik perang Rusia Ukraina yang menyebabkan suplai gandum terganggu. Apalagi negara tersebut menyuplai hampir 20 persen pasokan dunia. Sistem ekonomi Indonesia yang terbuka, memungkinkan kondisi ekonomi dunia berimbas ke tanah air.
"Kami sudah berupaya menghadapi risiko stagflasi ini. Kita sudah biasa menghadapi berbagai krisis, mulai tahun 1997, 2008, 2018. Setidaknya Ini menjadi modal yang baik buat kita untuk meminimalisasi terjadinya efek yang lebih besar," ujarnya.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait