Dokter Forensi RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi dr Nurul Aida Fathia. (Foto: DHARMAWAN HADI)

SUKABUMI, iNews.id - Berdasarkan hasil autopsi, luka yang menyebabkan korban EN tewas dalam bentrok dua ormas di Jalan Raya Cianjur-Sukabumi, Desa/Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur pada Minggu (26/9/2021), adalah sejumlah bacokan di kepala. Selain itu, korban menderita luka memar akibat pukulan benda tumpul di sekujur tubuh.

Fakta berdasarkan hasil autopsi terhadap jasad korban EN tersebut disampaikan Dokter Forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi dr Nurul Aida Fathia. Autopsi dilakukan pada Senin (27/9/2021) pukul 09.00 WIB hingga selesai pada 13.49 WIB.

"Tetapi ada beberapa juga luka yang lain. Seperti luka kecil yang berada di alat vital. Sementara, untuk jenis lukanya ada luka terbuka, memar, dan lecet yang diakibatkan oleh benda tumpul," kata dr Aida, Senin (27/9/2021). 

Jika dilihat dari beberapa luka terbuka dan memar di tubuh korban, hal tersebut akibat benda senjata tajam dan kekerasan. Namun, hasil autopsi yang signifikan hingga korban meninggal dunia, itu karena akibat luka terbuka di bagian kepala. "Tetapi luka-luka terbuka yang lainnya juga telah berkontribusi menyebabkan kematian," ujarnya.

Disinggung soal luka akibat benturan saat korban EN ditabrak menggunakan mobil,  dr Aida tak dapat menyampaikan secara rinci. "Yang pasti kami menemukan luka, selain kekerasan senjata tajam. Seperti luka lecet dan terbuka, luka memar itu akibat kekerasan benda tumpul. Semua sama-sama banyak, baik itu luka terbuka mupun luka benda tumpul," tutur dr Aida.

Semetara itu, keluarga yang hadir saat proses autopsi tersebut sepakat mengatakan ingin hukum ditegakkan seadil-adilnya agar kejadian ini tidak terulang lagi. "Jika tidak adil, kejadian ini akan terus berulang lagi," kata Hermansyah, kerabat korban kepada wartawan. 

"Keluarga saya menjadi korban, dan meninggal dunia. Ini harus dihukum seberat-beratnya. Kita percayakan ini kepada hukum, karena negara kita negara hukum, namun harus seadil-adilnya," ujar H Hermansyah kembali menegaskan. 

Sementara itu, M Toriq Sofiani yang juga merupakan kerabat korban mengatakan, polisi harus membeberkan kronologi kejadian dari awal sampai akhir, jangan sampai sepotong-sepotong. 

Toriq sangat menyayangkan soal pemberitaan yang tidak menjelaskan kejadian yang sebenarnya hingga korban meninggal dunia akibat bentrokan kedua ormas tersebut. 

"Jadi, setelah ditabrak, sepupu saya ini langsung dibacok-bacok bagian kepalanya, itu yang menjadi permasalahan. Sepengetahuan saya itu yang nabraknya menggunakan mobil Nissan Terano hitam. Jadi ditabrak dulu, setelah itu dibacok-bacok badannya," kata Toriq.

Dia menyatakan, sebelum bentrokan terjadi, telah terjadi perselisihan di sekitar minimarket di Sukalarang. Saat itu, dua kelompok pemuda mabuk berkelahi.Namun, persoalanya sudah ditengahi dan sudah selesai serta damai. 

"Nah besoknya datang lagi ada yang mencari sepupu saya itu dan terjadi bentrok dengan anak-anak ormas tersebut," ujarnya.

Menurut Toriq, rencananya almarhum mendatangi ormas tersebut dengan maksud melerai dan mendamaikan persolaan tersebut. Karena waktu perdamaian, almarhum berada di lokasi. 

"Jadi dia ke sana karena ada yang mencari. Iya, maksudnya mau mendamaikan itu. Kan kemarin sudah diselesaikan. Namun ternyata malah dihantam atau ditabrak dari belakang hingga di bacok-bacok," tutur Toriq.


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network