Korban gempa Cianjur memilih bertahan di pengungsian. Mereka masih takut dan trauma untuk pulang ke rumah. (FOTO: ANTARA)

Gempa bumi telah membuat Siti kehilangan dua anak yang masing-masing berusia enam tahun dan tiga bulan, seorang keponakan, dan seorang kakak kandung. Rumah Siti juga rusak berat akibat gempa.

"Anak saya dua-duanya meninggal, keponakan saya juga. Ada rasa penyesalan yang teramat besar karena saya tidak bisa menolong buah hati saya dan keponakan saya," ujar Siti Fatimah.

"Sampai sekarang saya masih ingat suara tangisan anak saya yang minta tolong, tapi saya enggak bisa nolong," kata Siti, yang saat gempa terjadi sedang berada di rumah kakaknya di Kampung Tegallega di Kecamatan Warungkondang.

Meski masih berjuang menghadapi trauma, Siti punya tekad untuk kembali ke rumah dan menata kembali hidupnya. "Meskipun saya trauma, rumah saya rusak berat, saya masih tetap pingin balik lagi ke rumah. Membangun kembali rumah saya yang rusak daripada harus pindah ke (kawasan) relokasi. Itu soalnya tempatnya jauh dari saudara saya di sini," tuturnya.

Dewinta (32), korban gempa, juga masih berusaha mengatasi trauma untuk kembali ke rumahnya pasca-gempa bumi. "Tentunya pingin balik lagi ke rumah atuh. Bagaimana pun juga itu rumah kita, banyak kenangannya. Tapi ya itu tadi, selain rumah saya rusak berat, saya juga masih trauma. Anak bungsu saya itu, kalau saya bawa lihat kondisi rumah, dia enggak mau lihat saking traumanya," kata Dewinta.


Editor : Agus Warsudi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network