Tangkapan layar kondisi kawah ratu di kawsan Gunung Tangkuban Parahu, Bandung.(Foto: Instagram IG@sufihm)

Badan Geologi mendeteksi perubahan pada struktur tubuh gunung melalui metode deformasi seperti Electronic Distance Measurement (EDM) dan Global Navigation Satellite System (GNSS). 

Hasilnya menunjukkan pola inflasi yang mengindikasikan adanya tekanan yang meningkat dari dalam gunung. Pola gempa berfrekuensi rendah, menunjukkan adanya pergerakan fluida di kedalaman dangkal. Ini berkorelasi langsung dengan peningkatan intensitas hembusan gas dari kawah.

Apalagi saat ini curah hujan di sekitar wilayah Gunung Tangkuban Parahu masih tinggi. Hal itu memicu erupsi freatik Gunung Tangkuban Parahu akibat perambatan/propagasi panas magma melewati batuan/material vulkanik penyusun tubuh gunung api dan kemudian memanasi sistem air tanah di dalam tubuh gunung api.

"Pada kondisi tersebut air dapat mengalami pemanasan yang ekstrim (super heating), menghasilkan uap dengan tekanan sangat tinggi, dan akhirnya terjadi erupsi freatik," kata Wafid.


Editor : Kastolani Marzuki

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network