Talent dipromosikan oleh agen penyedia jasa pacar sewaan. (FOTO: istimewa/Instagram @kanore)

BANDUNG, iNews.id - Belakangan ini muncul profesi unik, pacar sewaan, menjadi fenomena sosial baru di Indonesia. Tak hanya di Jakarta, bisnis pacar sewaan telah cukup berkembang di beberapa kota besar, seperti Bandung, Medan, Surabaya, dan Yogyakarta. 

Para pelanggannya pun datang dari berbagai kalangan dan usia. Alasan mereka memakai jasa sewa pacar, yakni, sederhana, sekadar coba-coba hingga mencari teman kencan.

Berbagai platform media sosial yang menawarkan jasa ini pun cukup menjamur, dari di Facebook, Instagram, hingga TikTok.

Jasa sewa pacar yang ditawarkan tak sekadar pacaran via online, seperti telepon, saling kirim voice note, video call, tapi juga bisa menggunakan jasa pacaran offline alias ngedate.

Lantas, bagaimana prosedur dan aturan main dari bisnis sewa pacar ini? Berikut ulasannya dilansir dari akun Instagram @kanore_id dan YouTube Talkpod, Selasa, (21/3/2023).

Pada dasarnya, bisnis sewa pacar ada di bawah naungan sebuah agensi yang menyediakan talent-talent untuk dipekerjakan menjadi pacar sewaan. 

Bak merekrut karyawan umumnya, terdapat persyaratan atau kriteria khusus untuk menjadi talent pacar sewaan. Bahkan, mereka juga harus melalui beberapa tes hingga wawancara.

“Yang pertama kalau untuk kebutuhan offdate itu harus good looking, sama maksimal (usia) 28 tahun. Kayak ngelamar kerja aja,” kata Sam, salah satu pria berusia 28 tahun yang memiliki profesi sebagai talent pacar sewaan. 

Sam menyebut, selain good looking (tampan dan cantik), kriteria utama agar bisa lolos menjadi talent pacar sewaan adalah memiliki suara menarik. 

Dengan kata lain, ujar Sam, agensi membutuhkan talent dengan suara yang enak didengar, misalnya dibutuhkan saat berkomunikasi via telepon dengan klien. 

“Yang pertama dengerin suaranya dulu. Kalau suaranya kata dia kurang, nggak diterima. Ya istilahnya telponable lah. Kalau nggak gitu dia enggak diterima,” ujar Sam.

Menurut Sam, kriteria talent yang sangat dibutuhkan diagensinya adalah memiliki sifat supel. Pasalnya, talent seperti itu sangat dibutuhkan untuk bisa lebih aktif menghadapi klien, terutama yang cenderung pendiam. 

“Tapi yang diutamain supelnya sih. Gimana caranya nyari topiknya gitu. Klien kan ada yang pendiem. Enggak mungkin kan diem-dieman teleponannya,” tuturnya.

Sementara itu, Raelyn, salah satu wanita yang juga memiliki profesi pacar sewaan, mengatakan, sesuai kriteria persyaratan dan lolos tes hingga wawancara, nanti talent akan dipromosikan ke para klien oleh agensi yang menaungi mereka. 

“Ada tesnya dulu, kayak interview gitu. Nanti kalau misalnya lolos baru jadi talent. Terus baru dipromosiin dan dijadiin klien,” kata Raelyn. 

Selama beberapa bulan menjadi pacar sewaan, baik Sam dan Raelyn mengaku beberapa kali mendapatkan klien cukup unik. Salah satunya klien dengan usia yang terpaut jauh lebih tua dari usia mereka. 

Klien tertua yang pernah mereka dapatkan, yakni, berusia 28 hingga 32 tahun. Raelyn bercerita, dia pernah mendapatkan klien di usia 32 tahun yang menurutnya cukup sulit untuk di-flirting alias digoda. 

Pasalnya, klien dengan usia yang lebih tua lebih cenderung kerap membahas topik yang lebih serius saat online date maupun offdate.

“Ya topiknya tentang kehidupan dia. Kadang dia ceritain mantannya, sebenarnya random aja. Pembahasan obrolannya kaya sempet ngomongin jurnal gitu. Ada juga yang pernah nanya soal skripsi,” ujar Sam.

“Kalau aku pernah dapet yang usia 32. Biasanya kalau umurnya semakin tua tuh dia makin nggak mempan di-flirting sih. Ngobrolnya lebih berat biasanya. Misalnya finansial freedom,” ujar Raelyn. 

Bahkan, Raelyn mengaku, pernah mendapatkan klien yang meminta menjadi pacar sewaan hingga sebulan. Dari pacar sewaan online hingga ofline untuk menemani klien nonton, dan aktivitas pacaran umumnya, namun tidak sampai mengarah ke berhubungan seks. 

“Jadi paling lama sejauh ini sih seminggu, tapi ada juga yang sebulan. Offdate kayak pacaran biasa, nonton. Kalau di agensi saya nggak boleh pelukan. Karena takutnya kenapa-kenapa aja. Paling nyender dari samping. Pegangan tangan, cium tangan boleh,” ungkapnya. 

Tak hanya menemukan hal-hal unik ketika berprofesi menjadi talent pacar sewaan. Baik Sam dan Raelyn juga mengaku harus profesional dalam menjalankan profesinya. Khususnya, harus membentengi diri dari persoalan baper alias terbawa perasaan. 

Ya, bukan tidak mungkin hal tersebut bisa terjadi. Apalagi, tidak ada yang tahu tentang isi hati manusia yang pada dasarnya diciptakan dengan perasaan. Terlebih, Tuhan maha membolak-balikan hati manusia. 

“Sejauh ini sih nggak ada yang sesuai kriteria ya (baper). Terus kalau pun misalnya ketemu yang sesuai kriteria, ya ini kan profesional aja. Kan nggak cuma talent yang harus professional, tapi kliennya juga harus professional, harus tau kalau ini rental,” tutur Raelyn. 

Selain itu, Raelyn menyebut, tak seperti pria, talent pacar sewaan perempuan memang lebih rentan. Khususnya persoalan pelecehan. Raelyn memastikan bahwa agensi yang menaunginya telah menjamin persoalan tersebut.

Pasalnya, bagi klien yang ingin menggunakan jasa sewa pacar di agensinya, harus memenuhi syarat, salah satunya wajib meninggalkan kartu identitas diri. 

“Kalau sejauh ini sih jangan sampe ada ya. Cuma kalau misalnya macem-macem sih bisa langsung pergi aja. Jadi kita nggak perlu profesional buat ngelanjutin,” tutur Raelyn. 

“Bisa langsung pergi dan kebetulan sebelum dia order tuh KTP udah dipegang agensi. Jadi kalau misal terjadi sesuatu bisa dilaporin ke pihak berwajib,” ucap dia.

Sementara, Sam melanjutkan, karena bisnis sewa pacar adalah sebuah jasa. Mereka memiliki berbagai varian tarif harga sesuai dengan kebutuhkan klien. Mulai dari per jam, per minggu, bahkan per bulan.

“Ada paketnya. Ada yang sejam (1 jam). Jadi setelah itu nggak boleh berhubungan lagi. Langsung di-block. Seminggu kalau di agensi saya tuh hampir 400 ribu (Rp400.000). Itu telponan, voice note, kalau ketemuan beda lagi,” ujar Sam.

“Kalau offdate (ketemu langsung) itu beda lagi namanya. Itu ada biaya tambahan lagi. Jadi kalau misalnya sejam di saya itu Rp100.000-Rp200.000. Paling maksimal 4 jam, kalau lebih dari 4 jam itu ada hitungan lain lagi,” tutur dia.

Sekadar menjadi pengetahuan bersama bagi kita, bahwa sebetulnya trend jasa sewa pacar ini sudah lebih dulu hadir dan viral di Jepang, sehingga yang terjadi di beberapa kota di Indonesia saat ini, bisa dikatakan sebagai gejala sosial yang diadopsi serta adaptasi dari budaya Jepang. 

Untuk mengetahui lebih jauh, tim MNC Portal Indonesia (MPI) sempat mencoba jasa sewa pacar ini di sebuah akun Instagram jasa sewa pacar, yakni @kanore_id. 

Jika melihat akun yang tidak diprivat tersebut, terlihat mereka secara gamblang mengiklankan foto-foto talent yang akan dijadikan pacar, namun dengan wajah yang tertutup emoji. Bahkan, ada juga yang dipromosikan lewat gambar anime. 

Dari setiap talent yang dipromosikan, mereka tampak menyertakan nama hingga akun Instagram talent, namun juga karakter dan kelebihan mereka. 

Mulai dari yang jago masak, bisa menggambar, bisa offdate setiap hari, mobile legend player, tipe receh, dan masih banyak lagi. 

Mereka juga tampak memasang sejumlah testimoni dari para klien yang pernah memakai jasa sewa pacar mereka hingga beberapa aturan yang harus dipatuhi para klien untuk menggunakan jasa sewa pacar di agensi mereka

Rentang harga yang ditawarkan pun bervariasi. Yakni, mulai dari Rp270.000 per 3 jam hingga Rp350.000 per 5 jam. 

Jika lebih dari jam tersebut, maka klien akan dikenakan tambahan biaya Rp100.000 per jam, namun dengan maksimal rental pacar selama 8 jam lamanya. Bagaimana nih para jomblo? Tertarik mencoba?


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network