Perang bubat Majapahit dan Sunda (foto: ayobuatsejarahblogspot)

Urutan silsilah dalam Prasasti Kebantenan yakni Wastu Kencana, Ningrat Kencana, baru Sri Baduga Maharaja. Sedangkan di Prasasti Batutulis urutan rajanya yakni Wastu Kencana, Dewa Niskala, Sri Baduga Maharaja, sementara di Carita Parahyangan urutan rajanya pasca Perang Bubat adalah Wastu Kencana, Tohaan di Galuh, dan Ratu Jayadewata. 

Baik menurut Prasasti Batutulis maupun Carita Parahiyangan, Wastu Kencana dikebumikan di Nusalarang. Demikian pula Dewa Niskala yang dalam Prasasti Batutulis disebut dikuburkan di Gunatiga, menurut Carita Parahiyangan. 

Sementara Tohaan di Galuh dimakamkan di Gunungtiga, pendeknya dapat dipastikan bahwa Sri Baduga Maharaja yang terdapat dalam Prasasti Batutulis sama dengan Ratu Jayadewata dalam Carita Parahiyangan. Gelar Sri Baduga yang lengkap pun menggunakan Sang Ratu Dewata. 

Pada Carita Parahiyangan disebutkan bahwasannya Ratu  Jayadewata dimakamkan di Rancamaya, sedangkan oleh Poerbatjaraka kata Rancamaya diartikan berbuat khianat, sama artinya dengan kata kalawisaya. 

Oleh sebab itu, wajar bila Poerbatjaraka menyamakan tokoh Maharaja dengan Ratu Jayadewata alias Sri Baduga Maharaja. Alhasil tokoh Sri Baduga Maharaja dianggap gugur di Bubat. Kuncinya berada dalam kata rancamaya, bagaimana juga Rancamaya merupakan nama tempat.


Editor : Nani Suherni

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network