GARUT, iNews.id - Penurunan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan bahan pokok terjadi di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Menurunnya kemampuan daya beli tersebut terpantau merata di sejumlah pasar tradisional.
Kepala Bidang Pasar Dinas Perindustrian Perdagangan dan ESDM Kabupaten Garut Asep Mulyana, menyampaikan jika kenaikan harga BBM telah berdampak pada harga beberapa komoditas sekitar 10 persen. Dia menduga kenaikan harga pada beberapa komoditas tersebut disebabkan oleh naiknya biaya ongkos angkut.
"Sekarang harga komoditas tidak merata pasca kenaikan BBM, ada beberapa komoditas yang naik, ada yang tetap. Bahkan malah ada komoditas yang turun. Namun secara keseluruhan, kami menerima laporan dari beberapa pasar itu ada penurunan daya beli masyarakat," kata Asep Mulyana, Jumat (9/9/2022).
Salah satu komoditas yang mengalami penurunan harga adalah telur. Ia menyebut penurunan harga telur saat ini sekitar Rp2.000 per kg.
"Kami masih melihat sejauh mana fluktuasinya, bagaimana dampak kenaikan dan penurunannya terhadap penurunan daya beli masyarakat dari para pedagang," ujarnya.
Hal yang sama disampaikan Kepala Sub Bagian TU UPTD Pasar Guntur Ciawitali Garut Yusep Suryaman. Menurut Yusep, turunnya beberapa harga komoditas belum berpengaruh pada daya beli masyarakat yang juga mengalami penurunan.
"Beberapa komoditas mengalami penurunan harga karena mungkin menyesuaikan dengan daya beli masyarakat. Harga telur turun menjadi Rp27.000 per kg, sementara beberapa waktu lalu sempat menyentuh harga Rp30.000-an per kg," kata Yusep Suryaman.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait