MAJALENGKA, iNews.id - Nama Hary Susanto, atlet diablitas kelahiran Majalengka menjadi buah bibir setelah sukses meraih emas di ajang Paralimpiade Tokyo 2020 dari cabang olahraga (cabor) parabulu tangkis nomor ganda campuran bersama Leani Ratri Oktila, Minggu (5/9/2021). Meski warga Majalengka, namun Hary justru tercatat sebagai anggota National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kabupaten Tasikmalaya.
Kekecewaan menjadi alasan Hary Susanto yang kini menjabat Ketua NPCI Kabupaten Tasikmalaya hengkang dari Majalengka. Dia terakhir membela Majalengka di Pekan Paralimpik Daerah (Peparda) 2010 silam.
“Kang Hary terakhir bela Majalengka dalam ajang Peparda 2010 di Bandung. Kecewa dan pindah ke Kabupaten Tasikmalaya,” kata Ketua NPCI Kabupaten Majalengka Hendri Indra Gumilar, Selasa (7/9/2021).
Menurut Hendri, kekecewaan Hary yang berujung pindah dari NPCI Majalengka ke Tasikmalaya, berawal dari gelaran Peparda 2010 tersebut. Saat itu, Hary sempat dijanjikan oleh Pemkab Majalengka mendapat bonus sebesar Rp25 juta atas prestasi di Peparda 2010.
“Hary saat Peparda 2010 di Bandung, dijanjikan bonus Rp25 juta, tapi hanya diberi Rp6 juta, dan tidak diterima. Lalu pindah ke Kabupaten Tasikmalaya,” ujarnya.
Perjalanan Hary sebagai atlet di Tasikmalaya dimulai pada 2014 lalu, saat berlaga di Peparda Bekasi 2014. Empat tahun kemudian atau 2018, Hary menjadi orang nomor satu di jajaran NPCI Kabupaten Tasikmalaya.
“Sejak Peparda 2014 di Bekasi, sudah jadi atlet Kabupaten Tasik. Di Peparda Kabupaten Bogor, 2018 jadi ketua NPCI Kabupaten Tasik. Pernah mau ribut sama Jabar, karena Hary bela (Kabupaten) Tasik,” tutur Hendri.
Hendri berharap, ke depan, pemerintah bisa memberi kesempatan kepada para atlet dari kalangan disabiltas. Namun, kesempatan itu tidak hanya berhenti pada wacana yang tanpa realisasi, seperti yang pernah terjadi.
“Bupati pernah janji kasih sekretariat, tapi sampe sekarang nggak ada. KONI dapet anggaran, tapi sampe 2021, NPCI belum jelas dapet anggaran apa nggak. Mohon jangan beri janji palsu ke temen-temen disabilitas,” ucapnya.
Sementara itu, istri Hary, Dewi Yuliana mengatakan, sampai saat ini, belum dihubungi Pemerintah Daerah (Pemda) Majalengka, setelah suaminya sukses menyumbang emas untuk kontingen Indonesia. Dewi mengaku sudah mengetahui rencana Pemprov Jabar yang akan menyambut kedatangan suaminya nanti.
“Infonya, nanti dari Jakarta akan disambut Pak Gubernur dulu. Terus nanti mungkin pulang lah ke sini (Majalengka). Karena, sekarang kan kami sudah ada rumah juga di Bandung dan Bapak kan PNS di pemprov. Tapi kami mungkin pulang dulu ke sini,” kata Dewi Yuliana, Senin (6/9/2021).
Di Kabupaten Majalengka, Hary bersama istrinya tinggal di Blok Sabtu, Desa Maja Utara, Kecamatan Utara. Namun, berdasar pengakuan istrinya, rumah tersebut hanya digunakan sesekali, ketika mereka berlibur. Sedangkan keseharian mereka tinggal di Antapani, Kota Bandung. “Kalau KTP mah, masih KTP sini,” ujar Dewi.
Editor : Agus Warsudi
Atlet disabilitas atlet bulu tangkis atlet paralimpik paralimpik paralimpiade paralimpiade 2020 Paralimpiade Tokyo 2020 Kabupaten Majalengka majalengka Pemkab Majalengka
Artikel Terkait