Kiai Abbas Buntet Cirebon, komandan perang 10 November yang memiliki karomah luar biasa. (Foto: repro.pesantrenBuntet)

Cicit Kiai Abbas, Ayub Abdul Rokhman menuturkan, peran Allah dalam hal itu sangat besar diluar logika manusia. Apabila dilogikakan, ilmuan manapun juga tidak akan setuju biji tasbih atau batu kerikil dan jubah bisa jadi bom apabila dikaji secara mendalam. 

“Ada kemungkinan lain yaitu yang melakukan hal tersebut adalah khodam-khodamnya Kiai Abbas, bisa saja khodam tersebut membawa bom tetapi terlihat oleh mata biasa seperti batu kerikil. Ini segala kemungkinannya masih menjadi misteri yang tidak bisa dipecahkan secara akal,” katanya.

Cucu salah satu pendiri Pesantren Buntet Cirebon, Hj Uswatun Hasanah MAg menuturkan, Kiai Abbas datang ke Surabaya bersama Kiai Annas adiknya dan santri pilihannya yaitu anaknya kiai-kiai termasuk KH Bushrol Karim dan beberapa kiai yang lain, seperti Kiyai Abdul Wahid yang dianggap sebagai asisten pribadinya, kemudian Kiyai Abdul Wahid yang membawa bakiak. 

Perjalanannya dengan menggunakan kereta dari Buntet kemudian turun di Rembang menemui KH Bisri Musthofa, setelah dari Rembang kemudian Kiai Abbas berangkat ke Tebuireng dan ke Surabaya. 

“Beliau yang memimpin pertempuran, bahkan menjadi komandannya. Kiai Hasyim Asy’ari menyerahkan Komando Laskar Hizbullah kepada Kiai Abbas karena Kiyai Hasyim Asy’ari mengetahui karomah Kiai Abbas dari sorbannya. 

Sorbannya itu apabila dikebaskan seketika benda-benda disekitarnya seperti alu (kayu penumbuk padi) dan lesung (tempat menumbuk padi) berterbangan, juga berpengaruh terhadap pesawat tempur tentara sekutu ketika sorbannya dikibaskan seperti adanya ledakan yang dapat mengguncangkan pesawat tempur musuh sehingga berjatuhan. 


Editor : Kastolani Marzuki

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network