Warga Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung menggunakan perahu untuk beraktivitas sebab jalan teredam banjir. (FOTO: iNews/ERICK FAHRIZAL)

BANDUNG, iNews.id - Pada Rabu 20 April 2022 ini, Kebupaten Bandung genap berusia 381 tahun. Namun, di usia ratusan tahun itu, satu persoalan yang sejak puluhan tahun silam belum juga teratasi, yakni banjir akibat meluapnya Sungai Citarum.

Padahal, pemerintah pusat dan Pemprov Jabar telah melakukan upaya cukup maksimal untuk mengatasi banjir langganan yang setiap tahun, saat musim hujan, selalu terjadi. 

Pemerintah telah membangun terowongan Nanjung untuk memperlancar aliran air Sungai Citaurm saat curah hujan tinggi. Dua kolam retensi atau penampungan air pun dibangun di Cieunteung, Dayeuhkolot, untuk mengurangi debit air.

Selain itu, pemerintah juga membangun sodetan Citanduy agar aliran air Sungai Citarum semakin lancar menuju muara. Namun, semua upaya maksimal itu belum juga membuahkan hasil optimal. 

Kecamatan Dayeuhkolot dan Baleendah yang memiliki daratan lebih rendah dibanding Sungai Citarum selalu terendam saat hujan deras mengguyur kawasan Bandung Raya. Air dalam jumlah besar mengalir ke anak-anak sungai dan semua bermuara ke Sungai Citarum.

Sementara itu, Sungai Citarum tak mampu menampung semua air yang datang. Akibatnya, luapan air Citarum pun melimpas, merendam permukiman warga di Kecamatan Dayeuhkolot dan Baleendah, Kabupaten Bandung.

Ketua RW Kampung Bojong Asih Desa Dayeuhkolot Mulyadi mengatakan, di hari jadi ke-381 Kabupaten Bandung, warga berharap pemerintah lebih optimal dalam mengatasi permasalahan banjir luapan Sungai Citarum yang selalu merendam permukiman. 

Akibat bencana tahunan ini, ujar Mulyadi, aktivitas warga terganggu. "Saya sudah 16 tahun hidup berdampingan dengan banjir yang ketinggiannya mencapai dua meter lebih. Terus terang kami sudah stres dengan kondisi ini. Kami berharap banjir tidak lagi terjadi," kata Mulyadi.

Reming, warga Bojongasih, Desa Dayeuhkolot, mengatakan, memang pemerintah telah membangun dua kolam retensi di Cieunteung. Tetapi dua kolam penampungan itu tak signifikan mengurangi potensi benjir.

Sebab, bencana banjir selalu berulang terjadi setiap tahun saat musim hujan. "Mudah-mudahan di HUT ke-381 Kabupaten Bandung ini, Dayeuhkolot bisa terbebas dari banjir," kata Reming.

Banjir akibat luapan Sungai Citarum, merendam 3.000 rumah warga di Desa/Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Sebagian warga Desa Dayeuhkolot mulai mengungsi ke tempat aman.

Bencana banjir luapan Sungai Citarum ini sebenarnya sudah menjadi langganan setiap musim hujan tiba. Banjir merendam permuikman warga sejak Senin (18/4/2022) setelah hujan deras mengguyur Bandung Raya semalaman sejak Minggu (17/4/2022) malam.

Hingga Rabu (20/4/2022) siang, ribuan rumah warga di Desa Dayeuhkolot masih terendam banjir luapan. Ketinggian air yang menggenangi rumah warga bervariasi 50-100 sentimeter (cm). 

"Akibat banjir ini, sebanyak 3.000 rumah di 14 rukun warga (RW) di Desa Dayeuhkolot, kebanjiran," kata Kepala Desa Dayeuhkolot Yayan Setiana.

Yayan Setiana menyatakan, sebagian besar warga memilih bertahan di lantai dua rumah mereka. Tetapi beberapa warga mulai mengungsi ke posko pengungsian yang disediakan oleh pemerintah, salah satunya di Gedung PMI Dayeuhkolot. "Di posko pengungsian ini/ terdapat 19 kepala keluarga dan terdiri 56 jiwa," ujar Yayan Setiana.

Kades Dayeuhkolot mengimbau warga tetap waspada mengingat hujan deras dengan intensitas tinggi dan durasi lama yang menjadi faktor pemicu meluapnya air Sungai Citarum masih akan terjadi hingga akhir April 2022 ini.


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network