Warga pesisir Pantai Barat, Pangandaran menggelar Hajat Laut dengan melarung dongdang atau sesaji. Ritual adat ini digelar masyarakat yang tinggal di pesisir pantai selatan. (Foto: iNews/IRFAN RAMDIANSYAH)

Istilah lain yang digunakan untuk ritual ini adalah ‘Ngala Impun’ yang berarti menangkap ikan kecil. Sebelum melakukan Nyalawena, masyarakat terlebih dahulu memberikan persembahan kepada Nyi Roro Kidul dan si Pacul.

Si Pacul dikisahkan merupakan seorang pendatang yang bekerja di sekitar Sindangbarang. Dia amat tekun hingga lupa waktu. Si Pacul mengabaikan waktu sholat bahkan waktu sholat Jumat juga dia lewatkan demi bekerja. 

Sampai suatu hari, si Pacul hilang begitu saja. Satu barang yang berhasil ditemukan dari orang itu hanyalah pacul. Sejak saat itu, masyarakat mengimbau setiap pendatang agar menghargai waktu.

Perjanjian Nyi Blorong

Pantai selatan Jawa juga menjadi lokasi ritual yang memakan tumbal seperti perjanjian Nyi Blorong. Melansir SINDOnews, pesugihan ini dilakukan agar mendapatkan kekayaan. Seseorang yang memiliki perjanjian dengan Nyi Blorong harus menyediakan sesajen yang diletakkan di kamar khusus. 

Setelah perjanjian dibuat, sisik ular yang berwarna emas akan rontok. Sisik emas itulah yang kemudian membuat seseorang menjadi kaya raya. Tidak gratis, perjanjian ini meminta tumbal. Pelaku pesugihan wajib menyerahkan dirinya sebagai budak di laut selatan.


Editor : Agus Warsudi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network