Selain itu, kata Alfianto, banyak hoaks terkait bahaya vaksin Covid-19, seperti informasi soal santri yang pingsan usai disuntik Covid-19.
"Beredar video santri yang pingsan setelah disuntik vaksin Covid-19. Padahal, video tersebut sudah ada sejak 2018. Saat itu, santri disuntik vaksin difteri. Hoaks yang menyesatkan seperti itu banyak ditemukan," ungkapnya.
Fact Checker JSH berharap, masyarakat lebih teliti dan kritis saat mengakses informasi, terutama terkait vaksinasi Covid-19. Jika ragu terhadap informasi yang didapatkan, masyarakat dapat mengonfirmasi ke JSH sebelum memercayai informasi tersebut.
Sementara itu, Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung (Unisba) Santi Indra Astuti menyatakan, hoaks vaksinasi Covid-19 dapat memicu kebingungan di tengah masyarakat. Sebab, masyarakat sulit membedakan infomasi yang benar dan bohong.
"Tentu saja yang paling utama adalah menghambat upaya mengatasi pandemi. Publik dibingungkan dengan banjir hoaks vaksinasi, sehingga (masyarakat) mengambil keputusan yang keliru," kata Santi.
"Bukan hanya mendorong pada keputusan yang salah, hoaks vaksinasi juga menimbulkan penolakan terhadap vaksin-vaksin lainnya yang sudah lebih lama beredar dan sangat diperlukan untuk kesehatan masyarakat," ujarnya.
Editor : Agus Warsudi
vaksinasi covid-19 vaksin vaksin covid-19 Vaksin sinovac vaksinasi Vaksinasi massal COVID-19 Dampak Covid-19 dampak pandemi covid-19 jawa barat
Artikel Terkait