Hal lain yang juga dirasakan merugikan pihak penyedia barang, lanjut Iim, adalah dengan menumpuknya barang di gudang yang sudah terlanjur didatangkan. Belum lagi modal yang sudah dikeluarkan untuk membuat gudang, mesin pendingin daging, biaya listrik per bulan, totalnya bisa miliaran.
"Untuk gudang pendingin buat nyimpan sisa stok daging ayam, biaya listrik per bulannya Rp10 juta. Sementara stok daging ayam 30 ton dan beras 15 ton tidak bisa tersalurkan," katanya.
Keluhan juga datang dari agen e-warong penyalur sembako ke KPM yang terancam gulung tikar. Memang KPM bisa belanja di mana saja namun tidak bisa terkontrol kalau mereka membelanjakan uangnya sesuai aturan. "Kebijakan baru ini rentan, karena KPM bisa pakai uang di luar ketentuan," kata pemilik agen Shoffiyah di Kecamatan Cililin, Deden.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait