PANDEGLANG, iNews.id - Kemunculan Kerajaan Angling Dharma di Kabupaten Pandeglang, Banten membuat heboh masyarakat. Terkait kehebohan ini, sejarawan Banten Mufti Ali angkat bicara dan menyebutkan orang-orang yang mengklaim mendirikan Kerajaan Angling Dharma hanya mencari sensasi.
Mufti Ali mengatakan, berdasarkan hasil kajian dan penelitian para sejarawan, di Banten tidak ada bukti terkait kerajaan tersebut. Yang ada Kerajaan Banten Girang pada abad ke-10 Masehi dan Kerajaan Salakanagara pada abad ke-3 sampai ke-5 Masehi.
"Pendiri Kerajaan Angling Dharma sedang mencari perhatian masyarakat atau sensasi belaka karena sampai saat ini tidak ada bukti dan tokoh yang menerangkan napak tilas kerajaan itu," kata Mufti Ali.
Karena itu, ujar Mufti Ali meminta masyarakat tidak tergiring oleh informasi-informasi yang sifatnya legenda atau mitos dan belum jelas kebenarannya.
"Selain itu tidak ada juga bukti yang menyatakan bahwa Raja Angling Dharma terhubung kepada silsilah Kesultanan Banten secara historis," ujar Mufti Ali.
Diberitakan sebelumnya, setelah viral, pihak Kerajaan Angling Dharma akhirnya memberikan klarifikasi dan mengungkap fakta sebenarnya
Bangunan yang disebut sebagai istana Kerajaan Angling Dharma itu berada di Kampung Salangsari, Desa Pandat, Kecamatan Mandalawangi, Pandeglang, Banten.
Tangan kanan Baginda Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus membantah perihal Kerajaan Angling Dharma tersebut.
"Saya ingin menyampaikan yang lagi ramai soal Kerajaan Angling Dharma. Atas nama keluarga besar, itu (Kerajaan Angling Dharma) tidak ada. Penyebutan baginda, itu hanya panggilan. Beliau hanya peduli kepada masyarakat dan mengajarkan sosial," kata Asmar Jamil, santri sekaligus tangan kanan baginda, Rabu (22/9/2021).
Soal busana yang dikenakan Baginda Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus itu memang menjadi ciri khasnya. Pakaian itu dikenakan dalam kegiatan sehari-hari atau dalam acara resmi. "Baginda itu memang orangnya nyentrik berpakaiannya," ujarnya.
Dia menuturkan, bangunan tersebut merupakan tempat tinggal dan bukan istana. Di dalam ada beberapa santri yang tinggal di tempat tersebut. "Kami biasa juga gelar pengajian," tutur Jamil.
Soal nama Angling Dharma, dia menjelaskan hal tersebut hanya simbol. Bahasa yang dipakai sebagai falsafah dan bukan kerajaan. Begitupun dengan singgasana raja. "Angling dharma itu filosofi bukan dikaitkan dengan kerajaan," ucapnya.
Menurut Jamil, baginda yang hampir berusia 80 tahun memang suka memberikan bantuan sosial kepada masyarakat. Bahkan telah mendirikan 30 rumah. "Sumber uang baginda itu dari para santrinya. Mereka mengumpulkan kepada baginda," ujar Jamil
Baginda juga dikenal mempunyai banyak harta dan suka membantu masyarakat. Dia juga disebut memiliki keturunan sultan di Banten. "Mungkin iya ada keturunannya, wallahu alam," kata Jamil.
Editor : Agus Warsudi
istana kerajaan kerajaan Kerajaan Angling Dharma Kerajaan baru sejarawan banten Kabupaten Pandeglang pandeglang
Artikel Terkait