Titin mengungkapkan, dengan naiknya harga jengkol otomatis jumlah peminatnya pun dipastikan berkurang. Beda halnya dengan daging ayam, jumlah pembelinya masih tergolong stabil.
"Kata pelanggan sih, dari pada beli jengkol mending juga beli daging ayam. Terus juga kalau jengkol tidak semua orang suka, beda halnya dengan daging ayam yang termasuk kebutuhan pokok, makanya jumlah pembelinya stabil," kata dia.
Sementara itu, salah satu pembeli Jengkol, Surenti (47) mengatakan, dia keberatan dengan naiknya harga jengkol tersebut. Meski demikian, dia masih tetap membelinya sebagai pelengkap bahan lalapan.
"Saya memang kalau beli gak banyak, karena cuma sebagai pelengkap lalapan aja. Tapi sebagai ibu-ibu tetap keberatan kalau harganya makin mahal. Saya sih pengennya harganya normal lagi," kata dia.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait