Murid-murid SDN Galunggung berhamburan keluar kelas sambil melindungi kepala dengan tas saat simulasi bencana gempa. (FOTO: iNews/ASEP JUHARIYONO)

TASIKMALAYA, iNews.id - Gempa berkekuatan cukup besar mengguncang Kota Tasikmalaya. Anak-anak sekolah yang sedang mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) berhamburan keluar kelas sambil melindungi kepala dengan tas.

Sebagian yang tidak sempat keluar kelas, berlindung di bawah meja. Mereka bertahan di dalam kelas dan lapangan sekolah sampai gempa berhenti.

Suasana itu merupakan simulasi kesiapsiagaan bencana alam gempa bumi yang digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya di SDNN Galunggung, Jalan Galunggung, Kelurahan Tawangsari, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Selasa (6/12/2022).

"Kegiatan simulasi tersebut dilakukan sebagai upaya pencegahan dan penangulangan dampak bencana di satuan pendidikan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya Ucu Anwar Surahman.

Simulasi, ujar Ucu, dimulai saat suara peringatan gempa berbunyi. Para siswa SDN Galunggung yang sedang berada di dalam kelas, berlindung di bawah meja. Ratusan siswa lainnya, bersama guru, berhamburan saat mendengar sirine peringatan gempa. 

"Pengalaman bencana gempa bumi Kabupaten Garut dan Kota Tasikmalaya yang terjadi beberapa waktu lalu, membuat BPBD Kota Tasikmalaya menggelar simulasi kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman bencana," ujar Ucu Anwar Surahman.

Para pelajar, tutur Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya, simulasi yang digelar berdasarkan jenis ancaman bencana yang mungkin terjadi. Seperti, tata penyelamatan diri saat gempa bumi. Kemudian uji sistem peringatan dini dan jalur evakuasi mandiri.

"Dalam simulasi ini, kami memberikan sosialisasi komunikasi, informasi dan edukasi atau KIE. Simulasi digelar atas dasar Permendikbud Nomor 33 tahun 2019 tentang program satuan pendidikan aman bencana (SPAB). Program tersebut sebagai upaya pencegahan dan penangulangan dampak bencana di satuan pendidikan," tuturya.

Ucu Anwar Surahman mengatakan, idealnya setiap sekolah memiliki SPAB untuk terlibat dalam proses pengamanan kebencanaan. "Evaluasi dari pelaksanaan simulasi ini, terkait masalah infrastruktur di setiap sekolah yang sebagian besar tidak memiliki standard keamanan jelas. Seperti ketinggian serta kelebaran jalur tangga," ucap Ucu Anwar Surahman.

Sementara itu, Kepala SDN Galunggung Oon mengatakan, kegiatan ini sebagai bentuk keinginan sekolah karena menyadari pentingnya sosialisasi untuk menghadapi, menangulangi, atau mengantisipasi bencana. Terhadap siswa-siswi serta tenaga pendidik.

"SD Galunggung memiliki total 907 murid dan 85 tenaga pendidik. Mereka perlu mendapatkan sosialisasi menghadapi bencana," kata Kepala SDN Galunggung.

Oon menyatakan, dalam pelaksanaan kegiatan ini, sekolah memiliki banyak kekurangan dalam menghadapi bencana. Seperti sulitnya akses jalur evakuasi tangga jika terjadi bencana. 

"SDN Galunggung juga belum memiliki alat pemadam api ringan (APAR). Ini jadi bahan evaluasi pihak sekolah nanti," ujar Oon.


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network